BPBD: Semua Wilayah di Jatim Rawan Gempa

BPBD: Semua Wilayah di Jatim Rawan Gempa

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 22 Nov 2022 14:16 WIB
Petugas mengukur panjang amplitudo letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) dari data rekam seismograf di Pos Pengamatan GAK Pasauran, Serang, Banten, Kamis (27/12/2018). PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menaikan status GAK dari WASPADA ke level SIAGA sejak Kamis (27/12) karena frekwensi letusan meningkat dengan amplitudo rata-rata 25 milimeter diiringi dentuman cukup keras. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.
Ilustrasi Seismograf, alat perekam gempa (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Surabaya -

BPBD Jatim mengungkapkan bahwa seluruh kabupaten/kota di Jatim rawan gempa bumi. Potensi tersebut ada karena wilayah Jatim dilintasi beberapa sesar dan gunung api aktif.

"Jadi semua di Jatim itu rawan gempa. Ada Sesar Kendeng, Sesar Surabaya, Sesar Waru, juga masih ada setidaknya 5 gunung api yang aktif," terang Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa kepada detikJatim, Selasa (22/11/2022).

Budi memaparkan, dari sisi timur hingga selatan Jatim, semuanya punya potensi terjadinya gempa bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang semua Jatim rawan, apalagi sisi selatan itu ada sesar gempa yang satu jalur dengan Jogja. Lalu di sisi selatan timur Banyuwangi itu ada terusannya Bali dan Nusa Tenggara. Jadi semua rawan gempa," paparnya.

BPBD tetap mengimbau kepada warga agar selalu waspada setiap saat. Mereka juga aktif memberikan sosialisasi terkait upaya penyelamatan dan evakuasi jika sewaktu-waktu gempa melanda/

ADVERTISEMENT

Budi mengungkapkan, jatuhnya korban saat gempa bumi umumnya terjadi bukan karena kekuatan gempa itu sendiri. Melainkan struktur bangunan dan kesiapan masyarakat menyelamatkan diri ketika gempa.

"Jadi sebenarnya yang membuat korban jatuh itu bukan gempanya, tapi bangunannya. Jadi solusinya kita harus tahu mana bangunan-bangunan yang tahan gempa. Terus bagaimana kita beradaptasi jika ada gempa, kita harus tahu sadar," terangnya.

Gempa, kata Budi, bisa datang sewaktu-waktu. Sampai saat ini gempa tidak bisa diprediksi kapan datangnya.

"Gempa itu tidak bisa diprediksi tapi bisa diukur kekuatannya. Gempa juga bisa menyebabkan tsunami kalau di lautan dangkal. Tipe gempanya juga bisa dilihat fluktuatif, bergeser, atau memecah. Gempa juga bisa karena erupsi," tukasnya.




(fat/dte)


Hide Ads