BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin COVID-19 Inavac. Vaksin buatan Universitas Airlangga (Unair) itu dulu dikenal Vaksin Merah Putih.
Ketua Peneliti Vaksin Merah-Putih/Inavac Unair Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh membenarkan itu. Seiring keluarnya izin BPOM maka vaksin Inavac sudah mulai diproduksi.
"Sudah mulai diproduksi, cuman masih terbatas 1,5 juta dosis. Minggu ini sudah dimulai (produksi) tapi masih belum banyak," ujar Prof Fedik kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Jumat (4/11/2022).
Sementara ini, Fedik menegaskan, vaksin yang akan diproduksi adalah vaksin primer atau vaksin dosis 1. Menyusul kemudian vaksin booster.
"Nah ini vaksin primer. Vaksin sekunder Insyaallah dalam waktu dekat. Untuk booster produksinya nanti besar. Karena primer sudah banyak yang divaksinasi," ujarnya.
Prof Fedik mengatakan bahwa rencana ke depan produksi Vaksin Inavac akan mencapai 20 juta dosis per bulan atau sekitar 240 juta dosis vaksin dalam setahun.
"Nanti pasti ditutup 20 juta per bulan produksinya. Tapi juga tergantung pada kebutuhan pemerintah. Karena pemerintah yang akan membeli produk vaksin ini," jelasnya.
Lantas kapan masyarakat bisa mendapatkan vaksin Inavac? Ia sendiri belum bisa memastikan. Tergantung pemerintah kapan akan membelinya untuk diberikan kepada masyarakat.
"Secepatnya, Insyaallah. Pertengahan bulan ini akan di-launching BPOM di Surabaya. Bu Ka Badan tadi sudah menyampaikan, launching-nya di Surabaya," katanya.
Peneliti dalam negeri bisa bikin vaksin sendiri. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/fat)