Dapat Izin BPOM, 1,5 Juta Dosis 1 Vaksin Inavac Unair Mulai Diproduksi

Dapat Izin BPOM, 1,5 Juta Dosis 1 Vaksin Inavac Unair Mulai Diproduksi

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 04 Nov 2022 19:49 WIB
Vaksin Inavac Unair
Vaksin Inavac Unair (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin COVID-19 Inavac. Vaksin buatan Universitas Airlangga (Unair) itu dulu dikenal Vaksin Merah Putih.

Ketua Peneliti Vaksin Merah-Putih/Inavac Unair Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh membenarkan itu. Seiring keluarnya izin BPOM maka vaksin Inavac sudah mulai diproduksi.

"Sudah mulai diproduksi, cuman masih terbatas 1,5 juta dosis. Minggu ini sudah dimulai (produksi) tapi masih belum banyak," ujar Prof Fedik kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Jumat (4/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara ini, Fedik menegaskan, vaksin yang akan diproduksi adalah vaksin primer atau vaksin dosis 1. Menyusul kemudian vaksin booster.

"Nah ini vaksin primer. Vaksin sekunder Insyaallah dalam waktu dekat. Untuk booster produksinya nanti besar. Karena primer sudah banyak yang divaksinasi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Prof Fedik mengatakan bahwa rencana ke depan produksi Vaksin Inavac akan mencapai 20 juta dosis per bulan atau sekitar 240 juta dosis vaksin dalam setahun.

"Nanti pasti ditutup 20 juta per bulan produksinya. Tapi juga tergantung pada kebutuhan pemerintah. Karena pemerintah yang akan membeli produk vaksin ini," jelasnya.

Lantas kapan masyarakat bisa mendapatkan vaksin Inavac? Ia sendiri belum bisa memastikan. Tergantung pemerintah kapan akan membelinya untuk diberikan kepada masyarakat.

"Secepatnya, Insyaallah. Pertengahan bulan ini akan di-launching BPOM di Surabaya. Bu Ka Badan tadi sudah menyampaikan, launching-nya di Surabaya," katanya.

Peneliti dalam negeri bisa bikin vaksin sendiri. Baca di halaman selanjutnya.

Ia berharap, saat Vaksin Inavac di-launching nanti, masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya. Serta masyarakat menyadari peneliti tanah air bisa bikin vaksin sendiri.

"Kita bisa membuat vaksin untuk negara kita sendiri seperti negara maju, menyediakan bahan vaksin untuk masyarakat sendiri dan bisa melindungi penyakit infeksi yang akan datang," katanya.

Sebelumnya, Kepala BPOM RI Penny K Lukito menyebutkan bahwa vaksin Inavac akan diberikan untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas, sebanyak 2 dosis untuk vaksinasi primer.

"Vaksin ini menstimulasi imunitas tubuh terhadap Sars-COV-2 pada orang berusia 18 tahun ke atas. Sebagai dosis primer dua dosis suntikan dan interval (selama) 28 hari," ujar Penny di Kantor BPOM RI, dilansir dari detikHealth.

Penny juga menerangkan, dari aspek kemananan, vaksin Inavac dapat ditoleransi dengan baik. Secara keseluruhan, efek samping yang timbul tergolong berderajat ringan dan sedang berupa nyeri lokal, demam, nyeri otot, sakit kepala.

Vaksin COVID-19 Inavac merupakan salah satu merek dalam konsorsium Merah Putih. Vaksin Inavac dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, berbasis platform inactivated virus.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads