Warga Trenggalek Cuek dengan Migrasi TV Digital, Apa Alasannya?

Warga Trenggalek Cuek dengan Migrasi TV Digital, Apa Alasannya?

Adhar Muttaqin - detikJatim
Rabu, 02 Nov 2022 11:22 WIB
Ilustrasi siaran TV digital
Ilustrasi siaran TV digital. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Hari ini, 2 November 2022, menjadi batas akhir penyiaran TV analog. Selanjutnya, setelah pukul 00.00 WIB dini hari nanti, siaran televisi akan beralih ke TV digital.

Namun, migrasi tersebut tak lantas membuat warga Trenggalek antusias. Mereka cenderung cuek dengan hal itu.

Bukan tanpa alasan warga Trenggalek cuek dengan peralihan siaran TV tersebut. Daerah mereka tinggal sudah terbiasa mendapatkan kualitas siaran yang buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut salah seorang warga, Samsul Huda, selama ini sebagian besar wilayah Trenggalek tidak bisa menangkap siaran televisi telestrial UHF maupun VHF. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis Trenggalek yang didominasi oleh pegunungan.

"Kalau untuk wilayah Trenggalek itu yang bisa ambil siaran telestrial hanya sedikit, seperti Kecamatan Durenan, sebagian Kecamatan Tugu, sebagian Kecamatan Suruh, dan beberapa titik lainnya," kata Samsul kepada detikJatim, Rabu (2/11/2022).

ADVERTISEMENT

Uniknya, setiap kecamatan yang mampu menjangkau siaran telestrial tersebut mengambil pancaran siaran dari stasiun pemancar ulang yang berbeda-beda.

"Seperti wilayah timur itu ambil siaran dari pancar ulang Kediri, sedangkan wilayah barat dari pancar ulang Madiun, itupun kualitasnya jelek," jelasnya.

Bagaimana masyarakat Trenggalek menyaksikan televisi ?

Menurut Samsul, ada dua alternatif yang selama ini dilakukan oleh masyarakat Trenggalek untuk menonton televisi, yakni menggunakan TV satelit atau parabola serta berlangganan televisi kabel.

"Kalau di pinggiran banyak yang pasang parabola, tapi untuk perkotaan ada yang pasang parabola dan berlangganan TV kabel," imbuhnya.

Hal senada disampaikan warga Gandusari Bukhori. Menurutnya keunggulan siaran TV satelit lebih jernih seperti TV digital, namun kelemahannya, jika menggunakan siaran parabola gratis terdapat beberapa program yang terkunci.

"Pakai parabola, susahnya kalau pas siaran sepak bola, karena pasti diacak. Yang tidak diacak, ya harus bayar," kata Bukhori.

Simak Video 'Hari Ini Suntik TV Mati Analog, Warga Parepare Belum Tahu Migrasi TV':

[Gambas:Video 20detik]



(hil/dte)


Hide Ads