Sebanyak 15 warga Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Ponorogo memilih mengungsi. Pasalnya, rumah mereka berada di antara retakan tanah yang sewaktu-waktu bisa longsor ketika hujan deras.
"Saya mengungsi sejak semalam, karena was-was kena longsoran kalau di rumah," tutur salah satu warga, Miningsih kepada detikJatim, Sabtu (22/10/2022).
Miningsih menerangkan, pada Jumat (21/10) malam, saat dia berada di rumah, tetiba mendengar suara gelegar. Bahkan genting rumahnya berbunyi 'krutuk-krutuk' seperti kejatuhan pasir.
"Saya takut, rumah saya kayak ada gempa. Langsung saya lari mengajak mbah-mbah untuk pergi mengungsi," terang Miningsih.
Saat dicek, ternyata ada tanah longsor yang hanya berjarak 10 meter dari permukiman warga. Luasannya pun mencapai 100 meter dengan panjang longsor mencapai satu kilometer. Bahkan, longsoran ini memutus jalan penghubung antar Desa Wagir dengan Desa Ngrogung.
Sementara itu, Ketua RT Warjito mengatakan, awalnya di lokasi longsor ada retakan. Karena curah hujan deras terjadi selama sehari penuh, retakan itu terisi air dan menyebabkan longsor.
"Suaranya menggelegar, terus ada pohon tumbang, dua kali kejadian longsor. Setelah dicek ternyata ada longsor di jalan penghubung Desa Ngrogung dan Wagir," ujar Warjito.
Arah longsor dari tebing timur ke arah barat sehingga menutup jalan Desa Ngrogung dari selatan ke utara. Totalnya ada 5 rumah dengan 15 jiwa yang saat ini mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Semalam ada 15 orang mengungsi karena takut kena longsoran," papar Warjito.
Saat ini, warga kedua desa harus memilih jalan memutar lewat Desa Tumpuk sejauh 9 kilometer. Sebab, jalan terdekat yang biasa mereka lalui ke Ngebel saat ini tertutup material longsor.
"Kami harap pemerintah cepat turun tangan menangani ini, supaya warga bisa beraktifitas lagi. Kalau jalan tidak bisa dilewati, pasti susah mau kemana-mana," pungkas Warjito.
Jalan menuju Telaga Ngebel terputus. Baca di halaman selanjutnya!
(hil/dte)