Maraknya kecelakaan di jalur maut Cangar-Pacet seakan menjadi persoalan tanpa akhir. Belum ada solusi jitu untuk mencegah kecelakaan di jalur ini hingga banyak nyawa melayang sia-sia. Bahkan, jalur penyelamat yang dibangun pemerintah belum berfungsi optimal untuk menyelamatkan para korban.
Terdapat 2 jalur penyelamat di Dusun Pacet Selatan, Desa/Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Keduanya tuntas dibangun Pemprov Jatim bersama polisi akhir 2017.
Jalur penyelamat pertama di ujung Tikungan Gotekan yang segaris dengan jalan dari arah selatan atau Cangar. Lantai jalur sepanjang 11 meter dengan lebar 9 meter ini diisi sekam. Bagian ujung, sisi kanan dan kiri jalur dipagari dengan tumpukan karung berisi sekam campur ban bekas untuk meredam benturan saat ada kendaraan rem blong dari arah selatan.
Sedangkan landasannya diuruk sekam untuk menghambat laju kendaraan yang rem blong. Belakang jalur ini berupa kebun dan jalan tanah menuju ke sebuah vila milik warga Surabaya. Sedangkan sebelah kirinya jurang dengan kedalaman sekitar 100 meter.
Jalur penyelamat kedua 20 meter di atas Tikungan Gotekan. Posisinya di sisi kiri jalan Cangar-Pacet. Konstruksinya mirip jalur penyelamat pertama. Hanya saja jalur ini sedikit terhalang tebing di sisi kiri jalan. Sebab itu jalur penyelamat ini jarang berfungsi karena tak seberapa terlihat pengendara rem blong.
"Jalur penyelamat yang ada sekarang tidak representatif. Sebenarnya ada teknik pembuatan jalur penyelamat yang ideal," kata Kadis Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Perhubungan Kabupaten Mojokerto Rachmat Suharyono kepada detikJatim, Jumat (14/10/2022).
Tekni ideal jalur penyelamat di Cangar-Pacet
Ia menjelaskan landasan jalur penyelamat di Gotekan itu lebih rendah dari jalur Cangar-Pacet. Seharusnya jalur penyelamat dibuat layaknya sebuah tanjakan dengan panjang ideal landasan antara 30-50 meter. Selain itu, landasan diuruk dengan batu apung layaknya di lintasan balap. Sehingga benar-benar mampu menghentikan laju kendaraan yang rem blong tanpa menabrak ujung jalur penyelamat.
Pasalnya, kata dia, kecepatan kendaraan yang rem blong sangatlah tinggi. Seperti yang menimpa satu keluarga asal Sidoarjo beberapa waktu lalu. Sepeda motor yang dikendarai suami, istri, dan seorang anak itu melaju sangat kencang karena rem blong.
Mereka lantas menghantam pagar peredam di ujung jalur penyelamat masih dengan kecepatan tinggi. Tak ayal si istri tewas, suami menderita gegar otak. Sedangkan anak mereka selamat.
Baca juga: Jalur Ekstrem Cangar-Pacet Pengancam Maut |
"Pertama, lantai bukan pasir maupun sekam karena kena hujan semakin padat. Yang ideal batu apung seperti di sirkuit balap. Permukaan jalur penyelamat lebih rendah dari jalan membuat kendaraan terbang. Harus dibuat lebih tinggi atau menajak dari jalan," terangnya.
Banyaknya kecelakaan di jalur maut Cangar-Pacet, lanjut Rachmat harus segera dicegah. Selain merenovasi jalur penyelamat, ia juga mengusulkan pembuatan area untuk mendinginkan rem kendaraan. Menurutnya terdapat lahan menjelang kawasan wisata Sendi jika dari arah Jembatan Kembar Cangar.
Ia berharap Pemprov Jatim bekerja sama dengan Tahura R Soerjo dan Perhutani untuk membuat area pendinginan rem kendaraan. Sebab jalur Cangar-Pacet berstatus jalan provinsi.
Area itu menjadi tempat para pengendara berhenti sejenak untuk menurunkan suhu sistem pengereman yang panas setelah digunakan melalui jalan menurun sejak pabrik jamur Desa Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu. Dengan begitu fungsi rem kembali optimal.
"Sudah kami sarankan membuat area pendinginan rem. Menjelang Sendi ada area yang pernah kami gunakan pengaturan arus mudik. Rem mobil maupun sepeda motor harus didinginkan maksimal 30 menit. Karena material kampas itu ketika panas tidak bisa berfungsi. Tapi sampai saat ini belum ada realisasi," jelasnya.
Imbauan tidak memakai motor matik. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)