Jalur Ekstrem Cangar-Pacet Pengancam Maut

Sorot

Jalur Ekstrem Cangar-Pacet Pengancam Maut

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 14 Okt 2022 11:15 WIB
Jalur ekstrem Cangar-Pacet, Mojokerto
Rambu peringatan rawan kecelakaan di jalur ekstrem Cangar-Pacet, Mojokerto. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Jalur ekstrem Cangar-Pacet, Kabupaten Mojokerto selama ini dikenal sebagai titik rawan kecelakaan. Banyak kendaraan yang celaka saat melintas di turunan curam dekat tikungan Gotekan, Desa/Kecamatan Pacet.

Terbaru, tragedi dialami satu keluarga wisatawan asal Barengkrajan, Krian, Sidoarjo yang naik motor, Selasa (11/10). Mereka adalah Sanuri (47), Suliah Agustina (33), dan Hafitrah Yula (7).

Mereka bertiga naik motor Honda Vario bernopol W 3327 WM. Motor yang mereka tumpangi mengalami rem blong hingga akhirnya menabrak pembatas di jalur penyelamat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sudah ada jalur penyelamat, nyatanya jalan tersebut masih mengancam maut. Akibat tabrakan itu, Suliah meninggal dunia.

Banyaknya korban di jalur itu tak lantas membuahkan solusi. Memang ada jalur penyelamat yang mengandalkan karung. Namun, itu tak menjamin keselamatan para pengguna jalan.

ADVERTISEMENT

Lalu apa sebenarnya yang dibutuhkan agar tidak ada lagi korban berjatuhan? Pekan ini detikJatim akan mengupas tuntas jalur ekstrem Cangar-Pacet dalam rubrik Sorot yang tayang berseri mulai hari ini, Jumat (14/10/2022) hingga Minggu (16/10/2022).

Rekaman CCTV motor yang ditumpangi satu keluarga kecelakaan di jalur ekstrem Cangar-Pacet MojokertoRekaman CCTV motor yang ditumpangi satu keluarga kecelakaan di jalur ekstrem Cangar-Pacet Mojokerto. Foto: Rekaman CCTV motor yang ditumpangi satu keluarga kecelakaan di jalur ekstrem Cangar-Pacet Mojokerto (Foto: Tangkapan layar/detikJatim)

Jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu itu memang selalu ramai dilalui kendaraan setiap hari libur. Sebab, banyak pelancong yang ingin menikmati berbagai destinasi wisata di kawasan Gunung Welirang tersebut. Namun, jalan beraspal yang satu ini layak disebut jalur maut mengingat banyaknya nyawa yang melayang sia-sia di sana.

Melalui jalan yang satu ini memang menyenangkan. Betapa tidak, panorama sepanjang jalan berupa hutan dan perkebunan yang menawan. Sejuknya udara Gunung Welirang dan nyanyian serangga hutan juga mampu mengobati penat. Ditambah lagi permukaan aspalnya lumayan mulus dengan lebar sekitar 6 meter. Sesekali kita akan bertemu dengan jurang di tepi jalan ketika melalui jalur ini.

Jalan ini bisa dibilang sebagai jalur wisata sekaligus perdagangan. Banyak pikap yang turun dari selatan atau dari arah Kota Batu bermuatan sayur untuk dikirim ke pasar-pasar di Mojokerto. Sedangkan setiap hari libur, jalur ini ramai dilalui wisatawan yang menuju ke Dusun Cangar, Desa Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu dan sekitarnya.

Cangar dan sekitarnya memang menawarkan beragam pilihan destinasi wisata. Sebut saja Pemandian Air Panas Cangar, Air Terjun Watu Ondo, Gua Jepang, Puncak Brakseng, Taman Hortensia, dan lainnya. Jalan ini juga menjadi jalur alternatif bagi masyarakat yang ingin cepat menuju Kota Batu. Yaitu melalui Desa/Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto langsung tembus ke Bumiaji.

"Jalan itu (Cangar-Pacet) statusnya jalan provinsi," kata Kepala UPT Pengelolaan Prasarana Perhubungan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (P3 LLAJ) Mojokerto Dishub Jatim Yoyok Kristyowahono kepada detikJatim, Kamis (13/10).

Kemiringan turunan jalur Cangar-Pacet benar-benar ekstrem. Baca halaman selanjutnya.

Sudut Kemiringan di Jalur Cangar-Pacet Lebih dari 16 Derajat

Sayangnya di balik keindahan alamnya, jalur Cangar-Pacet menyimpan bahaya yang sangat besar. Sudah tak terhitung nyawa melayang di jalan ini karena konturnya yang tergolong ekstrem. Dari arah Desa Pacet sampai Cangar sekitar 12 Km, mayoritas jalannya menanjak dan lurus dengan kemiringan mencapai 32 persen atau lebih dari 16 derajat.

Maka sudah bisa dibayangkan jika kita melaju dari arah sebaliknya. Kontur jalan ini mayoritas berupa turunan yang curam, panjang, dan lurus sejak dari Cangar. Sudut kemiringan turunan tersebut juga mencapai 32 persen atau lebih dari 16 derajat.

"Turunan yang masih bisa dimaklumi maksimal kemiringannya 22 persen. Jalur Cangar-Pacet itu kemiringannya 32 persen (sudut kemiringannya lebih dari 16 derajat)," ungkap Kasubbag Tata Usaha UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Mojokerto Dinas PU Bina Marga Jatim Pranoto Adi.

Curam dan panjangnya jalan menurun di jalur Cangar-Pacet memicu banyak korban jiwa. Kecelakaan kerap menimpa pengendara mobil maupun sepeda motor bertransmisi otomatis atau kendaraan matik. Sistem rem kendaraan matik kerap kali tidak berfungsi atau mengalami rem blong ketika melalui turunan yang curam dan panjang tersebut.

Kadis Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Perhubungan Kabupaten Mojokerto Rachmat Suharyono membagi jalan Cangar-Pacet menjadi 3 spot turunan curam. Spot pertama dari pabrik jamur di Desa Sumber Brantas, Bumiaji sampai Jembatan Kembar Cangar. Kedua dari Jembatan Kembar Cangar sampai wilayah Sendi, Desa Pacet. Sedangkan spot ketiga dari Sendi sampai Tikungan Gotekan di Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet.

Masing-masing spot panjangnya sekitar 4-5 Km. Kondisi tersebut membuat para pengendara yang melaju dari Cangar ke Pacet terus menerus menginjak atau menekan tuas rem. Sehingga, ketika sampai di spot ketiga, sistem rem sudah terlalu panas dan memicu rem blong.

Jalur ekstrem Cangar-Pacet, MojokertoPenampakan jalur ekstrem Cangar-Pacet, Mojokerto. Foto: Enggran Eko Budianto

"Dari pabrik jamur pengendara sudah mulai mengerem, di spot kedua semakin menekan rem. Terakhir yang paling fatal di spot ketiga dari Sendi sampai Gotekan, karena 2 spot sebelumnya pengendara sudah mengerem. Jadi, kemampuan kampas rem sudah berkurang karena panas, sehingga terjadi rem blong," jelasnya.

Oleh sebab itu, dibangun 2 jalur penyelamat di Dusun Pacet Selatan. Fungsinya untuk menekan fatalitas korban kecelakaan akibat rem blong. Jalur penyelamat pertama di Tikungan Gotekan. Jika melaju dari arah Cangar, jalan menikung tajam ke kiri dan menurun cukup curam. Posisi jalur penyelamat di ujung tikungan yang segaris dengan jalan dari arah selatan atau Cangar.

Lantai jalur sepanjang 11 meter dengan lebar 9 meter ini diisi sekam. Sisi kanan, kiri, dan ujungnya dipagari dengan tumpukan karung berisi sekam campur ban mobil bekas. Sebelah kiri jalur penyelamat adalah jurang yang dalamnya sekitar 100 meter. Sedangkan di belakang jalur ini berupa kebun dan jalan tanah menuju ke sebuah vila milik warga Surabaya.

Jalur penyelamat kedua sekitar 20 meter di atas Tikungan Gotekan. Posisinya di sisi kiri jalan Cangar-Pacet. Konstruksinya mirip dengan jalur penyelamat pertama. Hanya saja jalur ini sedikit terhalang tebing di sisi kiri jalan. Sebab jalan di titik ini sedikit menikung ke kanan. Sehingga jalur penyelamat jarang berfungsi karena tak seberapa terlihat oleh pengendara yang mengalami rem blong.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads