Sederet Bencana di Jatim hingga Penjelasan BMKG soal Cuaca Ekstrem

Sederet Bencana di Jatim hingga Penjelasan BMKG soal Cuaca Ekstrem

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 19:55 WIB
Banjir bandang menerjang Kecamatan Watulimo, Trenggalek pada Minggu (9/10/2022) malam. Ratusan rumah dan fasilitas umum terdampak.
Banjir bandang di Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Surabaya -

Sejumlah wilayah di Jawa Timur dilanda bencana. Mulai dari banjir bandang, banjir rob hingga akses jembatan yang putus akibat melubernya air sungai. Bencana ini disebut karena cuaca buruk yang terjadi di Jatim sepekan ini.

Dari data yang dihimpun detikJatim, wilayah yang paling parah terjadi banjir yakni Trenggalek. Lalu, banjir juga menerjang kawasan Malang dan Banyuwangi.

Berikut sederet wilayah yang dilanda bencana:

1. Banjir Bandang Trenggalek

Banjir bandang menerjang dua desa di Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam. Kapolsek Watulimo AKP Suyono mengatakan, dua desa yang terdampak banjir kali ini adalah Desa Tasikmadu Prigi. Banjir mulai terjadi sekitar pukul 22.00 WIB hingga Senin (10/10/2022) dini hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar jam 3 pagi sudah mulai surut, tapi untuk saat ini masih ada beberapa titik yang tergenang," kata Suyono, Senin (10/10/2022).

Menurut Suyono, bencana alam tersebut dipicu oleh hujan deras yang terjadi selama lebih dari dua jam. Kondisi tersebut membuat air dari kawasan lereng pegunungan di sekitar teluk Prigi turun ke dataran rendah.

ADVERTISEMENT

Sejumlah sungai yang ada di Desa Tasikmadu dan Prigi tidak mampu menampung tingginya debit air sehingga melimpah ke perkampungan warga. Ketinggiannya bahkan mencapai 1 meter.

Suyono menambahkan, dampak banjir bandang semalam membuat ratusan rumah warga di Tasikmadu dan Prigi terendam. Banjir tidak hanya menerjang perkampungan dan jalan raya. Asrama Polisi yang ada di markas Polsek Watulimo juga ikut terendam.

Salah seorang warga, Hartono mengatakan, banjir bandang yang terjadi pada Minggu (9/10/2022) malam tersebut dipicu oleh hujan deras selama lebih dari 3 jam. Kondisi tersebut membuat debit air sungai yang mengalir ke muara mengalami peningkatan signifikan. Hal itu diperparah dengan tersumbatnya aliran sungai.

"Banjir parah di kampung itu akibat tersumbatnya sungai ini oleh pepohonan dan material yang terbawa banjir, akhirnya air itu meluap ke perkampungan," kata Hartono.

2. Banjir Rob di Malang

Sementara wilayah Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang dilanda banjir rob. Hingga siang ini, air masih menggenangi rumah warga.

"Benar, wilayah Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan atau wilayah pesisir Pantai Sendangbiru tergenang air akibat banjir rob," jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malan Sadono Irawan saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (10/10/2022).

Sadono membeberkan, berdasarkan hasil mitigasi, ada 21 rumah di wilayah RT21/RW04, Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang yang terdampak.

"Ada sebanyak 21 rumah terendam di Dusun Sendangbiru selatan, hingga kini belum surut karena air laut pasang," tegasnya.

BMKG sebut cuaca ekstrem berpotensi terjadi sepekan ini. Baca di halaman selanjutnya!

3. Jembatan Terputus Imbas Banjir Banyuwangi

Hujan deras lebih dari 10 jam di wilayah Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, membuat akses jalan putus. Pasalnya, jembatan penghubung antara Desa Tulungrejo dan wilayah perkebunan juga terputus.

Putusnya jembatan menghubungkan Desa Tulungrejo dan Perkebunan Kalirejo Kecamatan Glenmore, Banyuwangi terjadi pada Senin (10/10/2022).

"Jembatan Desa Tulungrejo dan Perkebunan Kalirejo putus," ujar Kapolsek Glenmore AKP Satrio Wibowo kepada wartawan.

Putusnya jembatan itu akibat hujan deras mengguyur kawasan Glenmore hingga membuat debit air di sungai setempat meningkat. Air juga mengikis badan jembatan sehingga jembatan itu pun roboh terseret air.

Debit air yang tinggi terjadi karena derasnya hujan yang mengguyur selama kurang lebih 10 jam.

"Hujan sekitar 10 jam debit air naik di sungai," tambahnya.

4. Penjelasan BMKG soal Cuaca Ekstrem Landa Jatim

Cuaca ekstrem berpotensi melanda wilayah Jawa Timur sepanjang pekan ini, mulai hari ini, 10 Oktober 2022 hingga 16 Oktober 2022. Sejumlah dinamika atmosfer seperti gelombang Rossby hingga suhu muka laut yang hangat mengakibatkan peningkatan terjadinya potensi cuaca ekstrem.

Kepala BMKG Klas I Juanda, Taufiq Hermawan memaparkan, dari hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini, menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

"Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 s/d +3.0 derajat celsius, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer," jelas Taufiq.

Selain itu, Taufiq menyebut, kondisi ini memengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens. Akibatnya, hal ini dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.

"Ada beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi untuk periode tanggal 10 sampai 16 Oktober 2022," tambahnya.

Wilayah-wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem yakni Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung.

Lalu, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Malang, Batu, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Dalam kesempatan ini, Taufiq mengimbau masyarakat senantiasa waspada. Selain itu, ia ingin masyarakat selalu update informasi terbaru dari BMKG.

"Masyarakat diimbau untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi atau sungai-sungai, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk, menertibkan baliho semipermanen, serta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi," imbau Taufiq.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads