Melihat Lagi Alasan Jenazah Kediri Tak Diantar Keluarga ke Makam Bak Sinetron

Melihat Lagi Alasan Jenazah Kediri Tak Diantar Keluarga ke Makam Bak Sinetron

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 25 Sep 2022 14:56 WIB
Viral jenazah diantar perangkat desa di Kediri
Tangkapan layar video viral jenazah yang diantar perangkat desa disebut seperti sinetron. (Foto: Tangkapan layar)
Kediri -

Penyebar video viral jenazah di Kediri tak diantar warga dan keluarga disebut bak sinetron telah ditemukan. Perempuan itu juga sudah datang ke Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kediri untuk menyampaikan klarifikasi dan meminta maaf.

Ia mengakui bahwa dirinya telah menyebarkan video dengan narasi yang tidak sesuai fakta. Sementara dirinya sendiri tidak mengetahui sendiri bagaimana fakta sebenarnya dari peristiwa jenazah yang diantar perangkat desa itu.

Seperti diketahui di dalam video yang viral dengan narasi jenazah tidak diantarkan ke pusara oleh warga dan keluarga memang terlihat keranda jenazah itu diangkut sendiri oleh sejumlah orang berbaju cokelat, perangkat desa setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat narasi yang keliru itu banyak warganet yang salah persepsi dan salah mengartikan apa yang sebenarnya terjadi di balik video tersebut. Hingga polisi sempat memburu penyebar video itu.

Kapolsek Semen, Kediri AKP Siswandi sempat menceritakan bagaimana fakta sebenarnya di balik video yang viral itu. Jenazah itu memang tidak diantar oleh warga dan keluarga, tapi bukan berarti sesuai dengan yang ada di narasi.

ADVERTISEMENT

Jenazah di dalam keranda yang diusung sejumlah perangkat desa itu yakni Supartono atau biasa dikenal Partono (70) warga desa setempat yang mengalami keterbelakangan mental. Pria itu meninggal karena sakit.

"Almarhum tinggal bertiga dalam satu rumah dengan kakaknya Partini dan satu saudara lainnya. Ketiga orang ini adalah orang dengan keterbelakangan mental," kata Siswandi kepada detikJatim, Kamis (21/9/2022).

Selama ini, keluarga itu hidup bergantung pada bantuan dari pemerintah. Mereka pun rutin mendapat bantuan tersebut. Baik BLT maupun Dana Desa.

"Almarhum itu juga menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan DD (Dana Desa), serta rumah (yang ditempati) juga merupakan bantuan dari pemerintah," imbuhnya.

Kapolsek sebut keluarga jenazah tidak tahu ada anggota keluarganya yang meninggal. Baca di halaman selanjutnya.

Kapolsek Semen Kediri AKP Siswandi menampik narasi video yang menyebut bahwa tidak ada keluarga yang mengantar jenazah Partono. Ia menjelaskan bahwa keluarga di rumah itu bahkan tidak tahu jika ada keluarga yang meninggal karena semua anggota keluarga itu mengalami down syndrome.

"Partini (kakak jenazah) sendiri dengan keterbelakangan mental. Jadi tidak mengerti ada kejadian bahwa adiknya Partono sudah meninggal," ujar Siswandi.

Siswandi memaparkan, Partono meninggal pada Selasa (20/9) pagi. Saat meninggal bukannya tak ada warga yang melayat. Tapi para pria di dusun itu mayoritas sedang bekerja.

Hanya tersisa beberapa perempuan kepala rumah tangga di desa itu. Hal inilah yang mendorong perangkat desa turun tangan secara langsung untuk mengurus pemakaman jenazah.

"Kenapa jenazah dibawa perangkat desa? Karena almarhum meninggal Selasa pagi sekitar jam 9. Pada saat itu kebanyakan tetangga sekitar almarhum banyak yang kerja dan tetangganya banyak yang janda," kata Siswandi.

Kades Kedak Sunarti juga menegaskan bahwa narasi yang menyebutkan bahwa tidak ada warga yang melayat hingga mengantarkan jenazah ke pemakaman itu tidak benar.

Ia menegaskan bahwa banyak warga yang melayat ke rumah duka. Tetapi rata-rata warga yang datang untuk melayat memang perempuan. Karena laki-laki di desa itu sedang bekerja.

"Ada yang melayat. cuma perlu saya tambahkan, di lingkungan duka itu banyak jandanya. Laki-lakinya enggak banyak dan sudah berangkat kerja, sehingga, kebanyakan para istri-istrinya yang di rumah datang melayat," ungkap Sunarti.

Ia sendiri mengaku bergerak cepat karena tahu benar lingkungan sekitar tempat Almarhum meninggal. Rumah duka almarhum tersebut tidak jauh dengan rumahnya.

Banyak warga yang melayat dan bergotong royong. Baca di halaman selanjutnya.

"Kalau warganya banyak, cuma yang searah sekitar rumah duka memang kondisinya banyak jandanya. Kebetulan bersebelahan dengan rumah saya, jadi saya tahu kondisi lingkungan itu bagaimana," ujar Kades Kedak Sunarti.

Para tetangga perempuan, kata Sunarti, turut bergotong royong menyiapkan pemakaman Partono. Seperti meronce atau membuat rangkaian bunga untuk jenazah.

Partono disebut memiiki keluarga di Surabaya. Tetapi, keluarganya yang ada di Kota Pahlawan juga mengalami keterbelakangan mental. Sedangkan Partono yang belum menikah pun tidak memiliki anak.

"Ada saudara di Surabaya itu dalam kondisi yang sama (keterbelakangan mental), sehingga tidak menunggu saudara di Surabaya," imbuhnya.

Untuk itu, pihak desa langsung melakukan gerak cepat untuk mengurus jenazah, tanpa menunggu keluarganya.

"Setelah dapat kabar dari Ketua RT, kami langsung mengajak semua perangkat datang ke rumahnya. Perangkat desa yang laki-laki menggali makam, sebagian lagi ada yang mengurus jenazah. Semuanya diurus hingga selesai," pungkasnya.

Sebelumnya, video itu diketahui direkam oleh seorang pria sembari membaca bacaan tahlil. Terlihat juga seorang wanita berpakaian seragam cokelat yang turut mengantarkan jenazah dan berada paling depan yang merupakan Kades.

Kades Sunarti itu membawa dan menaburkan bunga di jalanan. Sedangkan para perangkat desa terlihat bergantian menggotong jenazah tersebut. Terlihat juga ada warga di sepanjang perjalanan yang membantu menggotong jenazah.

Dinarasikan dalam video yang viral bahwa jenazah itu terpaksa diantarkan oleh para perangkat desa karena tidak ada siapa pun warga maupun keluarga yang mengantar jenazah itu.

"Bukan cerita indosiar. ini nyata. tadi siang meninggal gak Ada yang nganterin. sampe perangkat desa yang nganterin keep makam. semoga kita semua nanti meninggal dalam keadaan baik. husnul khatimah," tulis keterangan dalam video yang dilihat detikJatim.



Hide Ads