Skema Penerimaan Mahasiswa Unair Usai Kebijakan Baru Masuk PTN

Skema Penerimaan Mahasiswa Unair Usai Kebijakan Baru Masuk PTN

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 09 Sep 2022 23:01 WIB
Rektor Unair Prof M Nasih
Rektor Unair Prof M Nasih. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Kemendikbudristek telah meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-22 tentang transformasi seleksi masuk PTN pada Rabu (7/9). Ada tiga transformasi seleksi masuk PTN. Yakni seleksi nasional berdasarkan prestasi, seleksi nasional berdasarkan tes dan seleksi mandiri oleh PTN.

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof M Nasih menyebutkan bahwa pada jalur prestasi menggantikan SNMPTN. Di mana mekanisme penilaian menjadi sedikit berbeda. Karena 50% minimal menggunakan nilai rata-rata rapor, maksimal 50% menggunakan nilai atau skor prestasi.

"Artinya, sesungguhnya jalur prestasi itu adalah transformasi dari SNMPTN dari tahun-tahun sebelumnya yang sudah banyak kita lakukan bersama," ujar Prof Nasih kepada wartawan di Gedung Rektorat Kampus C, Jumat (9/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian pada jalur SBMPTN diubah menjadi jalur tes, yang mana memang ada beberapa perubahan materi tes yang diminta atau transformasi untuk masuk perguruan tinggi.

"Tesnya skolastik dengan beberapa tambahan kemampuan dasar tertentu. Seperti numorik, matematik, ada literasi baik bahasa Indonesia maupun Inggris," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, hal ini juga menggantikan apa yang sudah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya. Seperti pada 2020 ketika pandemi, penerimaan mahasiswa baru juga menggunakan tes potensi skolastik (TPS) tanpa tes potensi akademik (TPA).

"Sehingga istilah kami juga bisa direplikasi untuk tahun-tahun yang akan datang. Tentu dengan pengembangan materi tes termasuk soal di mana bobot ke mana-kemana," jelasnya.

Unair juga melihat potensi menambahkan kriteria lain termasuk persyaratan prodi tertentu. Misalnya, untuk olahraga diperkenankan ada tambahan portofolio dalam bentuk lain.

Bagi para peserta nantinya juga tidak perlu khawatir, Unair akan tetap memberikan penghargaan maksimal bagi ikhtiar para peserta tes yang selama ini belajar di SLTA.

Untuk linieritas atau kemampuan dasar per bidang, Unair tidak memberikan tes. Tetapi bisa mengambil dari prestasi peserta ketika di SLTA.

"Misalnya case di Unair, mau ambil farmasi, kami bisa melihat bagaimana nilai mereka untuk materi atau mata pelajaran biologi dan kimia waktu di SLTA. Itu menjadi pertimbangan apakah diterima atau tidak. Tapi tes skolastik tetap, tapi TPA tidak dijalankan. TPA mungkin tergantikan dengan beberapa portofolio atau profil yang bersangkutan ketika di SLTA. Sehingga linieritas tetap bisa terjaga," urainya.

Pada jalur mandiri kurang lebih sama. Hanya ada tranformasi karena jalur ini diserahkan ke rektor. Nasih menyebut, Unair tentu akan mengembangkan, mentransformasi materi tes dengan menyesuaikan kondisi dan minat peserta. Yakni program studi yang diambil dan latar belakang mereka ketika di SLTA.

"Kami tidak akan tes 'gebyak uyah'. Tadi misalnya ngambil farmasi tapi dites fisika, rasanya tidak. Kalau ngambilnya farmasi tentu kami akan mengembangkan materi tes biologi dan kimianya saja yang harus dikerjakan peserta yang ambil farmasi," kata dia.

"Demikian juga bagi mereka yang ambil fakultas hukum, tidak mungkin perlu dites dengan misalnya biologi dan kimia. Sehingga materi tes mandiri akan sangat banyak sesuai dengan program studi yang mereka ambil. Berarti kemungkinan bisa menyelesaikan studinya dengan yang lain. Ini yang kami lakukan untuk 2023," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads