Skema SNMPTN, SBMPTN, hingga Seleksi Mandiri Resmi Diubah

Kabar Edu

Skema SNMPTN, SBMPTN, hingga Seleksi Mandiri Resmi Diubah

Tim detikEdu - detikJatim
Rabu, 07 Sep 2022 14:44 WIB
Kriteria yang diubah di jalur SNMPTN
Skema seleksi masuk PTN terbaru/ Foto: Youtube Kemdikbud RI
Surabaya -

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah resmi mengeluarkan skema Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaru. Hal itu disusun melalui peluncuran Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua: Transformasi Seleksi Masuk PTN.

Dilansir dari detikEdu, transformasi yang dimaksud adalah seleksi nasional berdasarkan prestasi atau SNMPTN. Kemudian seleksi nasional berdasarkan tes atau SBMPTN, dan yang ketiga adalah seleksi mandiri (SM) oleh PTN.

"Kita ingin transformasi seleksi masuk PTN ini semakin menyempurnakan mekanisme-mekanisme yang sebelumnya sudah ada," ucap Mendikbudristerk Nadiem Makarim via siaran langsung kanal YouTube Kemendibudristek RI, Rabu (7/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prinsip-prinsip Seleksi Masuk PTN

Nadiem menjelaskan bahwa dalam transformasi ini ada beberapa prinsip-prinsip perubahan yakni:

1. Pembelajaran yang terjadi di sekolah adalah pembelajaran yang menyeluruh dan mendalam.
2. Lebih fokus bukan kepada pemadatan materi tetapi fokus kepada kemampuan penalaran.

ADVERTISEMENT

"Itulah yang terpenting. Bukan berapa jumlah hafalan yang dikuasai siswa-siswi kita tapi kemampuan menalar," terang Nadiem.

3. Lebih inklusif, yakni mengeliminasi diskriminasi antara yang punya tingkat sosial ekonomi lebih tinggi dan yang mungkin masih punya kebutuhan dari sisi ekonomi.
4. Lebih transparan dan terintegrasi dengan berbagai macam program dan cita-cita mahasiswa

Perubahan SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri?

1. Transformasi di SNMPTN

Sebelumnya, di jalur ini siswa akan menentukan pilihan program studi dibatasi berdasarkan jurusan mereka di pendidikan menengah. Baik IPA atau IPS. Serta hanya mata pelajaran tertentu yang dipertimbangkan atau angka dalam mapel tersebut dalam seleksi.

Menurut Nadiem, hal itu menimbulkan beberapa masalah bagi peserta didik yang tidak punya kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat.

"Dampak lain adalah hanya mapel tertentu yang dianggap penting dalam jalur ini. Jadi banyak sekali murid-murid dan guru-guru yang tidak berfokus pada mapel secara holistik hanya kepada beberapa mapel yang berhubungan dengan prodi untuk ke perguruan tinggi," terangnya.

Oleh karena itu kriteria dalam SNMPTN diubah dengan melakukan pemeringkatan berdasarkan:

a. Minimal 50% rerata nilai rapor seluruh mata pelajaran
b. Maksimal 50% komponen penggali minat dan bakat:

  • Nilai rapor maksimal 2 mapel pendukung prodi dan/atau
  • Prestasi dan/atau
  • Portofolio untuk prodi seni dan olahraga

Simak transformasi di SBMPTN dan Seleksi Mandiri di halaman selanjutnya

2. Transformasi di SBMPTN

Untuk perubahan di SBMPTN ke depan yakni tidak ada lagi tes yang spesifik ke setiap mata pelajaran. Berbeda dari sebelumnya yang terdapat materi tes banyak mata pelajaran.

"Ini akan diganti hanya ada satu tes skolastik yang mengukur kemampuan bernalar siswa, kemampuan potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa indonesia, dan bahasa Inggris," jelas Nadiem.

3. Transformasi di Seleksi Jalur Mandiri PTN

Nadiem juga menuturkan bahwa saat ini ada beberapa permasalahan dalam seleksi jalur mandiri yakni soal tingginya jenis keragaman mekanisme antara PTN yang berbeda-beda.

Akibatnya tidak ada standarisasi yang mengatur transparansi dan akuntabilitas proses seleksi. Dalam hal ini akan dilakukan transformasi di jalur mandiri PTN, yakni:

- Adanya regulasi terkait transparansi dan akuntabilitas secara spesifik
- Masyarakat didorong untuk ikut mengawasi proses pelaksanaan seleksi mandiri PTN dan bisa melaporkan apabila ditemukan bukti pelanggaran dalam proses seleksi.

"Saya harap ini menjadi kabar sangat gembira bagi guru-guru, murid, dan orang tua yang saat ini sedang merencanakan seleksi masuk perguruan tinggi," tutur Nadiem.

"Semoga dengan jembatan kebijakan ini kita bisa menciptakan jalur seleksi yang lebih transparan, demokratis, dan menjunjung tinggi keadilan sosial serta lebih sederhana bagi murid-murid sehingga mereka bisa lebih fokus dalam pembelajaran mereka di jenjang sebelumnya. Mereka juga punya kesempatan sukses yang sama apapun tingkat ekonomi mereka," tukas Nadiem.

Halaman 2 dari 2
(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads