Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony memuji pelayanan yang diberikan oleh Suroboyo Bus bagi para penumpang. Menurutnya layanan bus tersebut nyaman, ditambah metode pembayarannya cukup mudah.
Diketahui, penumpang tidak hanya membayar dengan menukarkan botol plastik bekas, namun kini Suroboyo Bus telah melayani pembayaran nontunai.
Hal tersebut ia katakan saat melakukan sidak di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) pada Minggu (4/9) kemarin. Di sana, politisi dari Fraksi Gerindra itu ditemui langsung oleh Staff Operasional Suroboyo Bus Dishub Kota Surabaya Andik Dwi Harjadi dan Kepala UPT Terminal Intermoda Joyoboyo Daryanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Transportasi yang nyaman dan kemudahan pembayaran ini tentu akan membuat warga juga makin condong ke kendaraan umum," kata Thony dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).
Thony pun mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi massal dengan memanfaatkan Bus Suroboyo. Menurutnya, penggunaan transportasi massal perlu digiatkan agar masyarakat hidup lebih efisien, baik dari segi waktu maupun finansial. Di samping itu, kemacetan juga semakin terurai, yang kemudian bisa berimbas pada psikologi warga dan kualitas udara kota.
Lebih lanjut, Thony menyoroti fenomena banyaknya kendaraan pribadi yang harus diperhatikan. Dia menilai saat ini kendaraan pribadi lebih dipandang sebagai sebuah pride atau gengsi.
"Pada tahun 90-an perbankan mulai melancarkan skema yang mempermudah masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi. Di antaranya seperti kemudahan cicilan. Dampaknya kepemilikan kendaraan pribadi makin meningkat, tak sekadar untuk kepentingan transportasi tapi juga sebagai simbol kesuksesan dan gengsi," ungkap Thony.
Thony berharap ke depan pola pikir masyarakat tersebut bisa diubah. Ia pun meyakini pemerintah harus memiliki inovasi yang bagus agar bisa mengalihkan kecenderungan masyarakat tersebut.
"Transportasi masih menjadi lini yang strategis dan pemerintah atau negara harus hadir untuk mengatasi berbagai permasalahannya," katanya.
Thony menilai negara punya andil besar dalam mengajak masyarakat beralih ke transportasi massal. Salah satunya dengan pengendalian peredaran mobil atau motor pribadi.
Dia menambahkan pembuatan klaster atau zonasi di setiap daerah diperlukan untuk menekan jumlah kendaraan yang beredar di jalan. Tidak hanya di bidang pendidikan dengan adanya sistem zonasi, tapi juga ekonomi.
"Dua hingga tiga kecamatan dijadikan satu distrik atau kluster. Masyarakat di wilayah sana dipekerjakan saja di daerah sana, tak perlu keluar daerah. Kegiatan ekonomi berpusat di masing-masing distrik. Jadi siklus ekonominya berputar di sana. Ini bisa mengurangi kemacetan dan peredaran kendaraan di jalan," ungkap Thony.
Dia juga mendorong sinergi Dishub Surabaya dengan beberapa pihak. Misalnya, dengan PT KAI dengan membuat kereta trem yang bisa mengantarkan masyarakat untuk berpindah di area Surabaya.
"Saya juga mendorong Dishub untuk melakukan survei tentang pergerakan masyarakat dan moda transportasi yang kerap digunakannya. Perlu juga survei probabilitas dalam satu kendaraan ditumpangi berapa orang. Melalui hasil survei tersebut, Dishub dan Pemkot Surabaya bisa bisa melakukan perhitungan dan mengambil kebijakan cara mengurangi kendaraan pribadi," tutur Thony.
Sementara itu, Staff Operasional Suroboyo Bus Dishub Kota Surabaya Andik Dwi Harjadi menyampaikan pihaknya terus meningkatkan pelayanan di moda transportasi Surabaya.
"Kami fokus untuk meningkatkan kenyamanan penumpang. Puluhan unit kami operasikan untuk mengakomodasi penumpang di banyak area Surabaya," ungkap Andik.
Untuk diketahui harga tiket Suroboyo Bus cukup terjangkau yakni Rp 5 ribu untuk umum dan Rp 2.500 khusus pelajar. Hingga saat ini, terdapat 28 unit Bus Suroboyo yang beroperasi. Seluruhnya melayani tiga rute yakni Purabaya-Rajawali, MERR, dan TIJ-Jono Sewojo
(ega/ega)