Terapi dan Pengobatan OCD
National Institute of Mental Health menjelaskan bahwa OCD biasanya diobati dengan obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Namun, sebagian pasien OCD terus mengalami gejala meski telah diobati.
Saat akan melakukan terapi atau pengobatan, pasien OCD baiknya mempertimbangkan sejumlah hal. Misalnya ada gejala lain yang muncul, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik. Berikut penjelasan mengenai pengobatan dan terapi OCD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengobatan OCD
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian pasien dapat merespons dengan baik terhadap obat antipsikotik. Namun, efektivitas antipsikotik untuk mengobati OCD sangat beragam.
Jika menunjukkan gejala OCD, konsultasilah kepada dokter untuk memastikan dan memahami risiko pengobatan. Lantas, jangan berhenti minum obat tanpa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Terapi OCD
Psikoterapi dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk orang yang mengidap OCD. Penelitian menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi terkait lainnya (misalnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) dapat sama efektifnya dengan pengobatan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa jenis CBT yang disebut Exposure and Response Prevention (EX/RP) - menghabiskan waktu dalam situasi yang memicu kompulsi (misalnya memegang benda kotor) efektif dalam mengurangi perilaku kompulsif pada OCD seperti mencuci tangan berkali-kali. Terapi ini bahkan juga cocok bagi pasien yang tidak merespon pengobatan.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai OCD beserta gejala dan pengobatan OCD. Semoga sehat selalu ya, rek!
(hse/sun)