Setelah berkeliling kampung, semua peserta pawai obor kembali berkumpul di titik awal. Di halaman masjid, mereka makan bersama nasi tumpeng yang telah dibawa sebelumnya. Dengan riang dan guyub masyarakat Baluk menyantap sajian tersebut.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Darul Falah sekaligus panitia penyelenggara peringatan tahun baru hijriyah, Sugito, menyebutkan tradisi ini telah berlangsung sejak lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, dalam dua tahun terakhir ini libur karena pandemi. Saat ini kami mulai lagi karena pandemi sudah cukup terkendali," ungkapnya.
Pawai oncor-oncoran di Lingkungan Baluk sendiri, imbuh Sugito, sebagai bagian dari mendoakan kampungnya agar terselamatkan dari berbagai bala dan musibah. "Di empat penjuru kampung, kita adzani. Ini sebagai doa agar Allah menghindarkan segala musibah dari kampung kami," terangnya.
Bupati Ipuk mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk upaya mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui, kalender Hijriah atau penanggalan Islam yang dihitung sejak masa hijrah Nabi Muhammad bersama para sahabat dari Makkah yang saat itu dikuasai kaum Quraisy menuju ke Madinah.
"Saya senang kegiatan menyongsong pergantian tahun ini berlangsung meriah. Tidak hanya pada peringatan tahun baru Masehi saja. Semoga dengan acara ini, kita bisa meneladani perjuangan Nabi Muhammad tatkala hijrah dari Makkah ke Madinah," ungkap Ipuk.
Salah satu keteladanan yang patut dijadikan pedoman, imbuh Ipuk, adalah persaudaraan antara kaum Muhajirin (orang-orang yang berhijrah dari Mekkah) dan kaum Ansor (orang-orang asli Madinah).
"Semoga semangat persaudaraan, keguyuban dan gotong royong di Kampung Baluk ini, seperti halnya persaudaraan dan kegotongroyongan para sahabat Nabi, kaum Muhajirin dan Ansor," harap Ipuk.
(hil/sun)