Dirut RPH Surabaya Fajar Arifianto mengatakan ada 168 sapi yang siap dipotong pada Idul Adha kali ini. Namun, seluruhnya tidak berasal dari RPH Surabaya.
"Ada yang membeli di RPH, ada yang dari luar," kata Fajar kepada detikJatim, Sabtu (9/7/2022).
Untuk sapi yang datang dari luar ia mengaku petugas harus ekstra hati-hati. Kendati sudah dilengkapi surat-surat sehat hewan sekalipun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau beli di RPH jelas sehat dan ada suratnya. Kalau dari luar perlu kami antisipasi. Semua harus ada surat keterangannya. Kalau tidak RPH akan mengeluarkan surat yang isinya segala resiko yang ada di dalam daging ini adalah tanggung jawab yang berkurban," ujarnya.
Fajar mengaku, pihaknya enggan disalahkan bila usai pemotongan ada konsumen yang merasa dirugikan. Dia mengklaim alur, mekanisme, atau tata cara penyembelihan di RPH Surabaya sudah sesuai aturan dan dipastikan bersih dan sehat.
"Kami tidak ingin disalahkan, karena ini hewan dari luar dan tidak ada surat keterangan hewan. Jangan sampai kami disalahkan karena memotong hewannya di RPH. Tapi, kami semua antisipasi, kami buatkan surat pernyataan yang memastikan bahwa pengurban bertanggung jawab penuh atas hewan kurbannya," tuturnya.
Perihal SKKH sendiri, Fajar menyatakan bila hal tersebut adalah suatu kewajiban. Terutama, untuk memastikan bahwa sapi yang dikirim tidak berasal dari daerah wabah.
"Kami akan tolak hewan yang datang dari Sidoarjo, Mojokerto, Gresik dan Lamongan untuk masuk RPH karena daerah wabah. Untuk yang suspek kita waspadai dan minimalisasi gejala yang muncul," ujar dia.
Karena saat ini RPH melayani penyembelihan kurban saat Idul Adha atau kegiatan keagamaan, Fajar menegaskan pihaknya juga harus memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik.
Beberapa di antara upaya pemberian pelayanan itu yakni semua SOP terhadap hewan kurban, terutama sapi, apabila ada yang masuk, wajib dilengkapi dengan SKKH.
"Lalu, kami memastikan kondisi sapinya, apakah pincang, cacat atau ada gejala klinis PMK. Kemudian, baru dilakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem atau sebelum sesudah dipotong. Setelah itu sapi diistirahatkan 12 jam, baru dipotong," katanya.
Per hari ini, Fajar mengaku pihaknya telah menyembelih 15 ekor sapi. Semuanya dalam kondisi sehat.
"Besok itu (penyembelihan) yang campuran. Kambing ada 17 besok, hari ini kosong untuk kambing. Kambing sedikit karena kambing kan mudah menyembelihnya," tutupnya.
RPH Surabaya terus mengantisipasi penyebaran PMK. Baca di halaman selanjutnya.
Pada hari ini, penyemprotan desinfektan dilakukan petugas gabungan di Rumah Potong Hewan (RPH) Jalan Pegirian Surabaya. Itu dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran penyakit kuku mulut (PKM) saat penyembelihan hewan kurban.
Kapolsek Semampir Kompol Ari Bayu Aji mengatakan bahwa penyemprotan desinfektan itu dilakukan untuk pencegahan PMK yang menulari hewan kurban.
"Kami juga mensosialisasikan di RPH Pegirian mengenai bahaya PMK terhadap hewan qurban," kata Ari dalam keterangannya.
Ia menjelaskan, pihaknya juga mengingatkan penjual hewan kurban mengenai pentingnya menjaga kebersihan lokasi pemotongan. Menurutnya, kegiatan serupa juga akan dilakukan di seluruh kelurahan di wilayah Surabaya Utara.
Terpisah, Warga Medokan Surabaya, Budi Mulyono mengatakan, meski di tengah wabah PMK yang menyerang hewan ternak, dirinya selektif dalam pemilihan sapi dan kambing. Bahkan, sebelum ada PMK, ia pastikan hewan itu sehat dan layak.
"Saya membeli yang sudah dijamin sehat, sehingga enggak khawatir kalau membeli sapi dan kambing yang sudah ada surat kesehatan dari dinas terkait," ujarnya.
Budi menegaskan, pihaknya juga telah melakukan anjuran dari pemerintah terkait pencegahan PMK sebelum melakukan pemotongan hewan kurban hari ini. Terlebih, pada 2 ekor sapi dan 1 ekor kambing.
"Kegiatan ini berlangsung rutin selama 5 tahun dan dibantu warga sekitar, semoga kegiatan ini bisa istiqomah terus dilakukan setiap tahunnya," ujarnya.
Untuk sasaran penyaluran daging kurban, Budi mengaku akan memberikan kepada warga sekitar dan orang yang berhak menerimanya.