Cerita Pemindahan Makam Imbas Tol KLBM, Penggali Kubur Mundur-Jenazah Utuh

Cerita Pemindahan Makam Imbas Tol KLBM, Penggali Kubur Mundur-Jenazah Utuh

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 26 Jun 2022 09:39 WIB
Pembongkaran makam imbas KLBM di Gresik
Pemindahan makam di Gresik (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim/file)
Surabaya -

Ratusan makam di Dusun Sumbersuko, Desa Lebanisuko, Kecamatan Wringinanom, Gresik dibongkar untuk dipindahkan. Sebabnya, area pemakaman itu terkena imbas proyek pembangunan Jalan Tol KLBM (Krian, Legundi, Bunder, Manyar). Ada cerita dari penggali kubur hingga jenazah yang masih utuh.

"Ada sekitar 390 makam. Ini imbas pembangunan jalan tol KLBM itu. Jadi mau nggak mau harus dibongkar dan dipindah," kata Kepala Desa Lebanisuko Mustofa kepada detikJatim, Sabtu (25/6/2022).

Usai dibongkar, lanjut Mustofa, ratusan jenazah dari makam umum tersebut dipindahkan ke makam baru yang berjarak sekitar 600 meter. Pemindahan jenazah sudah berlangsung sejak Senin (20/6), dengan melibatkan 26 orang penggali makam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah dilakukan sejak empat hari ini. Total ada 26 orang dengan bantuan ekskavator kecil untuk melakukan pencarian sisa-sisa jenazah yang belum ketemu. Ini masih ketemu 200 lebih dan sudah dipindahkan menggunakan ambulans," tambah Mustofa.

Mustofa melanjutkan, tidak ada penolakan dari keluarga terkait pemindahan jenazah dari makam itu. Sejak sosialisasi pertama kali dilakukan, warga Sumbersuko sudah mengerti bahwa Tol KLBM akan melintasi area makam.

ADVERTISEMENT

"Nggak ada penolakan mas, sejak awal sosialisasi warga sudah memahami itu. Masyarakat sekarang sudah pintar-pintar, ini juga kan untuk kepentingan umum. Jadi nggak ada yang protes atau menolak pemindahan," jelas Mustofa.

Cerita Petugas Penggali Kubur

Pembongkaran makam itu dikerjakan oleh 26 petugas penggali kubur. Tadinya ada 35 pekerja yang mendaftar, tapi 9 di antaranya mundur.

"Awalnya yang daftar 35, sekarang tinggal 26 orang. Sebelum pembongkaran dimulai sudah ada 9 orang yang mundur," kata Mustofa Kepala Desa Lebanisuko, Kamis (23/6/2022).

Alasan 9 orang itu, kata Mustofa, ada yang tidak berani membongkar makam, ada juga yang mengaku tidak kuat melihat mayat. Mustofa pun hanya bisa menerima berbagai alasan itu. Sebab, tidak ada paksaan untuk pekerjaan pemindahan makam itu.

Banyak hal yang dilalui para pekerja penggali makam itu. Salah satunya seperti diceritakan Solihan. Ia mengatakan, meski tidak ada kendala pemindahan makam, banyak penggali yang kadang tak kuat menahan bau mayat. Bahkan sampai tak nafsu makan hingga keesokan harinya.

"Ya ada yang (sampai) enggak nafsu makan. Karen enggak kuat melihat mayat yang enggak lama itu. Rasa takut juga ada. Tapi, ya, gimana. Niatnya ibadah cari nafkah," kataSolihan kepadadetikJatim, Sabtu (25/6/2022).

Ada Jenazah Masih Utuh, Dokter Forensik angkat bicara

Jenazah korban COVID-19 di makam terimbas pembangunan Tol Krian, Legundi, Bunder, Manyar (KLBM) masih utuh meski rata-rata dimakamkan 1-2 tahun. Warga berasumsi karena terbungkus plastik dan dimakamkan di dalam peti.

"Ada sekitar 10 sampai 11 mayat yang ditemukan dalam kondisi utuh. Ada yang sudah umur 1 hingga 2 tahun di dalam kubur. Plastik dan kafannya masih utuh. Yang utuh itu semua dalam peti, itu korban COVID-19 kayaknya," kata Solihan.

Kepala Departemen dan SMF Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya dr Edi Suyanto SpF SH MH mengatakan bahwa jenazah yang bila dibongkar tetap utuh sangat jarang terjadi di Indonesia.

"Jenazah yang awet itu pertama bisa karena jenazah itu bersih, steril, mungkin karena sesuatu hal itu bisa saja. Atau karena ruangan tempat dimakamkan itu bersih tidak ada bakteri pembusuk. Tapi itu jarang terjadi," ujarnya kepada detikJatim.

Ia mengungkapkan, jenazah yang bisa awet atau utuh seperti itu biasanya di daerah-daerah yang kering seperti di Arab. Sedangkan di Indonesia hampir tidak mungkin secara teori dan secara secara alami.

"Kalau di Indonesia enggak mungkin secara teori dan terjadi alami. Enggak bisa. Bila itu terjadi di Indonesia, bisa jadi karena jenazah atau ruangan tempat dimakamkan itu memang benar-benar bersih, steril, tidak ada bakteri pembusukan. Jadi mungkin, tapi itu kecil," ujarnya.

Mengenai jenazah COVID-19 yang terlihat relatif lebih utuh dibandingkan jenazah lain yang tidak terbungkus plastik dan dimasukkan ke dalam peti, hal itu menurutnya juga tidak terlalu berpengaruh.

"Jadi bukan karena plastik atau petinya. Tapi itu tadi, bisa karena jenazahnya benar-benar bersih dan ruangan tempat dimakamkan itu tidak ada bakteri pembusuk. Tapi sekali lagi itu jarang terjadi, ya," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(hse/iwd)


Hide Ads