Makin Meluas, 57 Sapi di Trenggalek Terjangkit Wabah PMK

Makin Meluas, 57 Sapi di Trenggalek Terjangkit Wabah PMK

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 07 Jun 2022 17:23 WIB
Sapi kena PMK di Trenggalek
Sapi yang terkena PMK di Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Dinas Peternakan Trenggalek menemukan puluhan sapi di wilayahnya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebagian besar diantaranya milik pedagang sapi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani mengatakan, dari hasil pemeriksaan di sejumlah peternakan dan pasar hewan, jumlah sapi yang terjangkit PMK mencapai 57 ekor.

"Dari 57 sapi itu, 12 di antaranya telah sembuh dan sisanya masih dalam masa perawatan," kata Ririn, Selasa (7/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus PMK di Trenggalek telah tersebar di delapan kecamatan, yakni Tugu, Karangan, Suruh, Pule, Panggul, Munjungan Dongko dan Kecamatan Gandusari. Sedangkan enam kecamatan lain yakni Kecamatan Trenggalek, Bendungan, Watulimo, Durenan, Kampak dan Kecamatan Pogalan masih belum ditemukan kasus PMK.

Puluhan sapi pedaging dan sapi perah ini dimiliki oleh pedagang dan peternak lokal. Penularan diduga terjadi dari lalu lintas perdagangan serta penularan antarsapi di dalam kandang.

ADVERTISEMENT

Ririn menjelaskan, hasil pemeriksaan kesehatan sapi tersebut masih dalam kategori ringan. Mayoritas mengalami gejala sakit berupa demam, liur menetes dan berbuih.

"Kalau dibandingkan dengan kabupaten lain, Trenggalek kasusnya masih ringan. Tapi jangan sampai kita lengah, karena kalau sampai terlambat penanganannya bisa parah," jelasnya.

Dinas Peternakan Trenggalek melakukan penanganan dengan memberikan terapi suportif berupa antibiotik, multivitamin, analgesik, antipiretik dan semprotan disinfektan.

"Karena PMK ini adalah virus, tidak ada obatnya, kami hanya berikan terapi suportif," jelasnya.

Hingga saat ini, petugas veteriner masih terus melakukan penyisiran di sejumlah sentra peternakan sapi dan pasar hewan. Pihaknya juga berharap masyarakat lebih proaktif untuk melapor ke dinas peternakan atau jajaran di bawahnya, jika menemukan tanda-tanda PMK.

"Laporan ini penting untuk mempercepat proses penanganan, agar sapi bisa diselamatkan," imbuhnya.

(hil/dte)


Hide Ads