Mundurnya Bayu Airlangga menjadi puncak dari sengkarut Musda Demokrat Jatim. Mendapat dukungan akar rumput dengan mengantongi 25 suara DPC, langkah politik Bayu dikunci oleh DPP. DPP memilih Emil Dardak untuk memimpin Demokrat Jatim setelah melewati pertimbangan fit and proper test.
Bayu kecewa. Menantu Pakde Karwo itu merasa dizalimi dengan hasil Musda tersebut.
"Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per hari Kamis, 21 April 2022. Ketika saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai," kata Bayu, Jumat (22/4/2022).
Sebelumnya, Musda DPD Demokrat Jatim yang digelar 20 Januari 2022 itu memang berjalan cukup panas. Dua calon mengajukan diri, Emil Dardak dan Bayu Airlangga.
Emil merupakan Plt Ketua Demokrat Jatim sekaligus Wagub Jatim. Sedangkan Bayu Airlangga merupakan Plt Sekretaris DPD Demokrat Jatim, yang juga anggota DPRD Jatim.
Musda tersebut dibuka langsung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Saat itu, AHY berpesan, agar suasana Musda jangan sampai memecah belah.
"Marilah kita satukan energi ini, kita jauhkan hal yang justru membuat kita terpecah bela. Musda ini forum konsolidasi, bukan forum polarisasi. Saya memahami, menjelang Musda ada dinamika, ada suasana hangat. Hangat boleh, jangan sampai terbakar. Saya yakin kader di Jatim memiliki kedewasaan, menjaga pentingnya soliditas ini," tegas AHY saat membuka Musda melalui virtual, 20 Januari 2022 lalu.
AHY juga meminta pertarungan dua calon ketua di Musda Demokrat Jatim tidak memecah belah partai. Saat itu AHY menyebut, baik Bayu Airlangga maupun Emil Dardak sama-sama kader terbaik.
"Ada dua kader utama yang maju sebagai kandidat Ketua DPD Demokrat Jatim, pertama Mas Emil Dardak, yang kedua Mas Bayu Airlangga," kata AHY.
Usai memberi pesan ke Bayu dan Emil, AHY meminta keduanya berjabat tangan. Hal ini agar menunjukkan persaingan antar keduanya tetap berjalan dalam koridor yang sewajarnya.
"Saya minta Mas Emil dan Mas Bayu untuk bersalaman dan berdiri bersama, untuk menunjukkan bahwa kita solid," imbuh AHY.
Dalam Musda tersebut, Emil Elestianto Dardak meraih 13 dukungan DPC ditambah satu dukungan DPD. Sedangkan Bayu Airlangga meraih suara dukungan lebih banyak, yakni 25 DPC. Suara DPP sendiri abstain. Namun, DPP justru memutuskan Emil Dardak sebagai Ketua Demokrat Jatim melalui pertimbangan fit and proper test.
Saat itu satu alasan DPP menunjuk Emil Dardak adalah loyalitasnya kepada AHY.
"Emil menunjukan loyalitasnya kepada Ketua Umum AHY dan Partai Demokrat, serta lolos uji kelayakan dan kepatutan sangat baik," kata Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron, Jumat (1/4/2022).
Penunjukan Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim pun langsung menuai pro kontra dari akar rumput. Emil Dardak sebelumnya sudah menjabat sebagai Plt Ketua Demokrat Jatim sejak September 2020 lalu menggantikan Renville Antonio yang ditunjuk DPP Demokrat sebagai Bendahara Umum.
Sejumlah DPC mempertanyakan keputusan DPP yang menujuk Emil Dardak sebagai Ketua Demokrat Jatim. Salah satu yang menyayangkan keputusan AHY terkait hasil Musda adalah Ketua DPC Demokrat Kota Madiun Istono.
Istono meminta AHY menjelaskan kekurangan Bayu Airlangga kepada 25 DPC pendukungnya. Apalagi, Bayu lebih lama berproses dan loyal kepada Demokrat Jatim."Saya kira tidak perlu Musda kalau ujungnya ditentukan elite partai. Demokrat yang selama ini menyuarakan pentingnya kepemimpinan yang demokratis di era reformasi ini, akhirnya tenggelam dengan keputusannya sendiri dalam menentukan ketua di Jatim," kata Istono Sabtu (2/4/2022).
"Ketum AHY harus menjelaskan kepada kami 25 DPC pendukung Bayu, di mana titik kekurangan Bayu dalam membangun jaringan membesarkan Demokrat Jatim? Benarkah loyalitas Bayu terhadap Ketum dan Demokrat ini diragukan," tegasnya.
"Ada apa dengan Demokrat Jatim yang merupakan tanah kelahiran Pak SBY? Katanya demokratis, tapi nyatanya kami sangat sakit begitu keputusan-keputusan besar yang diambil oleh elite partai tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis," ungkapnya.
Sementara Ketua DPC Demokrat Kabupaten Malang, Ghufron Marzuki juga menyayangkan keputusan DPP Demokrat. Menurutnya, lebih baik tidak ada Musda, apabila hasilnya tidak demokratis.
"Jadi kami selaku pemegang suara Musda menyayangkan terhadap keputusan yang kita anggap tidak demokratis. Jadi kalau kemarin Ketua BPOKK Herman Khoeron menyatakan memilih Emil karena lebih loyal, itu menyakitkan," timpal Ghufron.
Sementara itu, DPC Partai Demokrat Nganjuk memastikan seluruh kader solid dan tunduk kepada Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pihaknya memastikan tidak ada gejolak atau perpecahan setelah penetapan Ketua Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak.
"Kami tunduk dan menghormati keputusan Ketum AHY. Dan yang jelas tidak ada perpecahan atau ancam pindah partai. Kami solid, di bawah Ketum Mas AHY dan kepemimpinan Mas Emil di Jatim," kata Sekretaris DPC Demokrat Nganjuk Endah Sri Murtini kepada detikJatim, Selasa (5/4/2022).
"Apalagi, Mas Emil sangat peduli dengan kader di bawah. Beliau sering ngobrol dan sharing bersama kader di bawah. Saya rasa sudah pas ya, apalagi beliau duduk di eksekutif," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dijadwalkan akan melantik Emil Elestianto Dardak sebagai ketua DPD Demokrat Jatim beserta para pengurusnya hari ini, Jumat (22/4/2022) di Surabaya. Emil akan memimpin Demokrat Jatim untuk masa bakti 2022-2027.
"Sederhana agendanya, seluruh pengurus yang baru saja duduk dan kumpul bersama akan dilantik pada Jumat ini. Pengurus akan dikukuhkan oleh ketum (AHY), yang juga akan membacakan SK-nya. Termasuk pesan-pesan yang disampaikan ketum ke pengurus, jadi tidak terlalu kompleks," kata Emil di Kantor DPD Demokrat Jatim, Kamis malam (21/4/2022).
Emil menjelaskan, seluruh ketua, sekretaris, dan bendahara di tingkat DPC Demokrat Jatim akan hadir dalam pelantikan tersebut. Tidak hanya itu, anggota Fraksi Demokrat di DPRD 38 kabupaten/kota Jatim juga akan hadir.
Pria yang juga menjabat sebagai wagub Jatim ini mengatakan, segala proses dinamika yang terjadi saat Musda dan setelah Musda merupakan hal yang wajar. Terpenting saat ini, kondisi Demokrat di Jatim sangat kondusif, di mana kader solid dan taat pada keputusan AHY.
"Dinamika di dalam organisasi terjadi di mana saja. Bagi mas AHY, mereka juga saudara dan sahabat kita semua, dan keluarga besar Demokrat. Kondisi kader sangat solid dan taat terhadap keputusan Ketum AHY," terangnya.
Simak Video "Singgung Politik Identitas, AHY Minta Kadernya Kedepankan Akal Sehat"
(hil/dte)