Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku terus mengikuti proses pendaftaran Reog Ponorogo ke Unesco sebagai warisan budaya tak benda. Khofifah bahkan telah membahasnya secara langsung dengan Menko PMK.
"Beberapa waktu yang lalu kita mengikuti perjuangan Reog Ponorogo yang sedang diperjuangkan ke Unesco sebagai warisan budaya tak benda. Tadi Pak Menko PMK Pak Muhajir menelpon saya membahas reog," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/4/2022).
Khofifah mengakui telah tahu bahwa Malaysia juga turut mendaftarkan Reog sebagai warisan mereka. Menurut Khofifah, saat ini proses pendaftaran Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia masih menunggu melengkapi bukti sejarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dulu bersama Pak Bupati Ponorogi Pak Giri, saya duduk beliau bikin TikTok tiga kali terkait Reog. Dari awal sesungguhnya yang terkonfirmasi tetangga sebelah (Malaysia) juga memasukkan hal yang sama, Reog masuk budaya warisan mereka," terangnya.
Mantan Mensos RI ini mengatakan saat ini proses pendaftaran Reog Ponorogo masih menunggu pelengkapan berkas sejarah. Deadlinenya sendiri diperkirakan jatuh pada 13 April 2022.
"Dari sisi terminologi yang digunakan ini adalah brand asli Ponorogo, tapi kalau diajukan ke Unesco tidak cukup itu. Sejarahnya harus terdokumentasikan detail. Apakah 13 April ini deadline yang memang sudah tidak bisa mengajukan dokumen baru, maka hari ini memang hari harus betul-betul dipastikan sejarah dan dokumentasi Reog Ponorogo kita harus lengkapi. Karena terkonfirmasi tetangga sebelah juga mengajukan," bebernya.
Khofifah lantas menyebut brand Reog sudah pasti akan diikuti Ponorogo. Bahkan, saat Pemprov menggelar misi dagang di provinsi lain, tim Reog selalu tampil dan tetap bernama Reog Ponorogo.
"Pemprov saat misi dagang, yang relatif terstruktur kelompoknya solid itu ya Reog Ponorogo. Di Palembang saja ada 21-23 tim Reog Ponorogo itu saja. Begitu solid tim Reog Ponorogo, ketika di Medan juga sama. Jadi selalu kalau ada tim pertunjukan yang heboh pasti Reog Ponorogo," katanya.
"Kalaupun ditampilkan di Kalimantan, Sumatera tetap namanya ya Reog Ponorogo. Pas pembukaan PON di Papua, kita silaturahim dengan warga Jawa di Papua, yang ditampilkan juga Reog Ponorogo. Dimunculkan di manapun, namanya ya Reog Ponorogo, brandnya tidak hilang," lanjutnya.
Khofifah berharap seluruh pihak saat ini berjuang keras untuk menjadi Reog Ponorogo terdaftar sebagai warisan budaya tak benda di Unesco. Jangan sampai, Reog Ponorogo lepas ke negara lain.
"Kita ini baru merasakan berharga sebuah produk budaya ketika kemudian ini banyak pihak lain yang menjadikan dari identitasnya. Kan tidak banyak orang yang sibuk di bidang apa, sehingga bidang budaya relatif ditinggalkan," tandasnya.
(abq/iwd)