Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau produsen kendang jimbe di Desa Minggirsari. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menyiapkan desa ini menjadi Desa Devisa.
Produsen kendang jimbe yang dikunjungi adalah milik Basuki, yang konsisten mengekpor kendangnya ke China hingga saat ini. Dengan kapasitas ekspor dua kontainer per bulan, masing-masing berisi sekitar 30 ribu kendang jimbe. Bahkan saat ini, Basuki menyiapkan pesanan yang akan dikirim ke Brasil.
Atas usulan Disperindak Jatim untuk memenuhi kuota 15 Desa Devisa, maka LPEI menyiapkan Desa Minggirsari sebagai salah satu nominasinya. Kualifikasi syarat Desa Devisa adalah produknya unik, produk asli buatan desa tersebut, satu desa terdapat beberapa unit perajin. Dan perajin yang ada harus masuk anggota koperasi atau asosiasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pekan depan Semoga LPEI Pusat akan segera datang. Semua approval Desa Devisa ditentukan oleh LPEI Pusat atas usulan Dispenrindag provinsi. Kita berharap perajin kendang jimbe disini, yang sebetulnya sudah tembus market China dan Brasil, akan masuk menjadi Desa Devisa," kata Khofifah, Minggu (27/2/2022).
Menurut Khofifah, jika Minggirsari bisa masuk dalam Desa Devisa, maka akan dibantu proses pembiayaannya, desainnya dan akses pasarnya.
Baca juga: Rumah Kurasi Bikin UMKM Jatim Naik Kelas |
Gubernur Jatim berharap, LPEI Pusat akan bisa langsung menyetujui. Kemudian produknya bisa didispplay di pertemuan G20 berlangsung Maret sampai akhir tahun nanti. Dan produk kendang jimbe Blitar bisa diakses langsung oleh tamu-tamu negara lain dari 125 event.
"Market akses di G20 diharapkan akan menjadi pasar baru bagi pelaku industri kreatif, termasuk produsen kendang jimbe Blitar ini," pungkasnya.
(iwd/iwd)