Video sejumlah wisatawan yang kamping di Telaga Menjer, Kecamatan Garung, Wonosobo, ngeluh kena tarif ngepruk Rp 45 ribu per orang jadi viral di media sosial. Begini respons Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo.
Video itu salah satunya diunggah akun Instagram @exploregunung_. Dalam video itu terlihat sekelompok wisatawan mengeluhkan soal tarif kamping di Tegala Menjer. Mereka mengaku dipungut Rp 45 ribu per orang. Adapun di tiket tercantum tarif masuknya Rp 10 ribu per orang.
Para wisatawan itu juga mempertanyakan soal tidak adanya fasilitas penunjang di balik tarif 'ngepruk' tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Listrik ra ono, lampu ora ono, sing jogo parkir ra ono (Listrik tidak ada, lampu tidak ada dan yang jaga parkir tidak ada)," kata salah satu wisatawan dalam video itu, dilihat detikJateng, Kamis (12/6/2025).
Mereka juga mengeluhkan soal tidak adanya pemberitahuan di loket masuk mengenai tarif kamping Rp 45 ribu per orang.
"Ini loket'e tulisane Rp 10 ribu, yang Rp 35 ribu melu sopo (ikut siapa)," ucap wisatawan di dalam video tersebut.
Video yang diunggah pada Selasa (10/6) lalu ini sudah ditonton 810 ribu kali dan menuai banyak komentar dari netizen.
Dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Agus Wibowo mengatakan pihaknya sudah menerima beberapa laporan terkait viralnya tarif kamping di Pandangan Pertama Telaga Menjer.
Agus juga menyatakan akan segera mengundang pihak pengelola dan pemerintah desa untuk melakukan klarifikasi.
"Saya sudah dapat laporan dari beberapa warga terkait itu. Jadi minggu depan karena ini saya masih di luar kota, akan mengundang pengelola pihak Pemdes, dan beberapa pihak lain. Untuk melihat izinnya, dan kesiapan lainnya juga," kata Agus saat dihubungi detikJateng, Kamis (12/6/2025).
Agus menjelaskan, objek wisata itu merupakan destinasi baru yang dikelola oleh masyarakat. Sehingga pihaknya belum mengetahui detailnya terkait objek wisata tersebut.
"Itu merupakan objek wisata baru, saya malah baru tahu. Itu destinasi baru yang dikelola oleh kelompok masyarakat," ujar dia.
(dil/apu)