Aksi seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Demak yang menendang kepala siswanya dari atas meja berakhir damai. Kedua belah pihak sepakat damai dan menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Alhamdulillah sudah diselesaikan secara damai dan kekeluargaan," jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak, Haris Wahyudi Ridwan saat dihubungi detikJateng, Kamis (12/6/2025).
Pada kesempatan ini, Haris juga mengirimkan video momen kedua belah pihak sepakat damai dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video yang diterima detikJateng, guru itu terlihat meminta maaf kepada keluarga siswa yang ditendang kepalanya. Dia juga menyatakan menyesal melakukan aksi tersebut.
Sementara dari pihak keluarga siswa juga memaafkan guru itu. Terdengar dari pihak keluarga siswa meminta agar guru tersebut tidak mengulangi lagi. Selain itu, pihak keluarga siswa meminta ke depan kegiatan belajar mengajar di sekolah berlangsung nyaman.
Haris melanjutkan, meskipun telah ada perdamaian, guru tersebut diperiksa terkait kedisiplinan pegawai. Hal ini dilakukan sesuai dengan peraturan kedisiplinan aparatur sipil negeri atau ASN.
"Kita ikuti peraturan tentang kedisiplinan PNS, Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang disiplin pegawai," jelasnya.
Adapun kepolisian telah menerima laporan mengenai kekerasan tersebut. Namun belum diketahui tindak lanjut proses hukum dari kasus itu mengingat keduanya kini sepakat berdamai. Wakapolres Demak, Kompol Satya Adi Nugraha belum memberikan respons saat detikJateng berupaya menghubungi.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak, Haris Wahyudi Ridwan menjelaskan kejadian tersebut bermula saat pelaksanaan ujian terakhir ada kegaduhan di kelas. Menurutnya ada suara bersiul dari luar ruang kelas.
"Jadi kejadian ini saat kegaduhan tes terakhir itu ada yang bersiul di luar (kelas), informasinya di luar terus memerintah salah satu murid melihat (tapi) tidak ada," jelasnya saat dihubungi detikJateng lewat sambungan telepon, Rabu (11/6).
Menurutnya suara siulan kembali muncul dari luar. Kemudian oknum guru tersebut naik ke atas meja untuk melihat luar kelas dari jendela.
"Tetapi kemudian ada siulan lagi, terus disampaikan di luar, terus kemudian beliau naik bangku terus melihat ke jendela," jelasnya.
Menurutnya guru itu kemudian di atas meja tersebut. Namun tidak melihat ada orang bersiul dari luar. Seketika guru ini marah dan menendang muridnya.
"Jadi melihat ke jendela di situ dilihat tidak apa-apa terus kemudian terjadi emosi dan sebagainya kemudian bersangkutan melakukan aksi sesuai dengan video viral itu," ujarnya.
Haris menjelaskan pihaknya telah melakukan mediasi antara oknum guru, sekolah, murid, dan keluarga murid.
"Kami telah melakukan mediasi dengan sekolah, guru bersangkutan. Kami melakukan mediasi agar istilahnya minta maaf dari pihak guru kepada keluarga dan siswa," jelasnya.
Haris mengecam aksi oknum guru yang melakukan kekerasan tersebut. "Dan kami dari Dinas Pendidikan mengecam atas tindakan tersebut," Haris melanjutkan.
(ahr/rih)