Penampilan musisi Alffy Rev dan Novia Bachmid hibur wisatawan Dieng Culture Festival (DCF) 2024. Melalui musik electronic dance music (EDM) mereka berhasil menghangatkan wisatawan di Dieng saat malam hari.
Duet Alffy Rev dan Novia Bachmid tampil memukau dalam QRIS Cultural Ceremony di panggung Pandawa dengan membawa sejumlah lagu nasional dan daerah. Di antaranya, lagu Bagimu Negeri, Tanah Airku, dan Sinanggar Tulo.
Sentuhan musik yang menggabungkan modern dan tradisional, duet Alffy Rev dan Novia Bachmid ini membuat wisatawan bergoyang mengikuti irama musik. Novia sempat menyapa penonton dan menyampaikan betapa dinginnya suhu udara Dieng. Ia pun menawarkan kehangatan melalui musiknya yang penuh semangat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Udara Dieng dingin ayo kita hangatkan bersama," kata Novia dari atas panggung, Jumat (23/8/2024) malam.
![]() |
Salah satu wisatawan Dieng Culture Festival, Ardi mengatakan dirinya terhibur dengan penampilan Alffy Rev dan Novia Bachmid. Menurut dia, musik yang mereka bawakan cocok untuk suhu udara Dieng yang dingin.
"Musiknya cocok untuk dinyanyikan di Dieng. Malam-malam dingin jadi bisa untuk menghangatkan badan," ujarnya.
Wisatawan lain Bella mengatakan lagu yang dibawakan Alffy Rev dan Novia Bachmid tepat dengan menggabungkan musik tradisional dengan nuansa modern.
"Lagu yang dibawakan sangat menyenangkan. Semangatnya dapat membuat kita terasa hangat di tengah cuaca dingin," tuturnya.
Ketua panitia DCF Alif Fauzi mengatakan selain penampilan Allfy Rev dan Novia Bachmid, juga terdapat penampilan seni tradisional. Dan Jazz Atas Awan di malam kedua.
"Untuk penampilan Allfy Rev dan Novia Bachmid itu di panggung Pandawa. Dan do panggung Arjuna ada penampilan seni tradisional. Untuk malam kedua ada Jazz Atas Awan," terangnya.
Kentang Semur Khas Dieng
Berkunjung ke Dieng tidak ada salahnya mencicipi menu kuliner kentang semur. Selain gurih, kuliner khas Dieng ini juga bisa menghangatkan badan.
Penjual kentang semur di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Umi mengatakan kentang yang digunakan untuk disemur adalah kentang berukuran kecil atau warga Dieng menyebut rindil. Biasanya berukuran seperti bola kelereng hingga bola tenis meja.
"Ini yang disemur itu kentang kecil. Orang sini nyebutnya rindil. Kalau yang besar dijual," ujarnya saat ditemui di Dieng, Jumat (23/8).
Untuk proses memasaknya, kentang digoreng dan direbus untuk menghilangkan kandungan air dalam kentang. Setelahnya baru dimasak semur.
"Awalnya digoreng dan direbus. Air rebusan dibuang kalau langsung tidak enak. Setelah itu baru dimasak semur," jelasnya.
Satu porsi kentang semur, Umi menjual Rp 10 ribu. Ia mengaku sudah menyiapkan 20 kilogram kentang berukuran kecil untuk dijual selama Dieng Culture Festival (DCF).
"Satu porsinya Rp 10 ribu. Untuk acara DCF ini kemarin sudah menyiapkan 20 kilogram kentang kecil atau rindil ini," kata dia.
Sementara itu, Rina salah satu wisatawan asal Semarang mengaku kentang semur ini tidak hanya enak di lidah. Namun juga bisa menghangatkan badan.
"Rasanya enak gurih. Apalagi dimakan pas malam hari seperti ini. Bisa untuk menghangatkan badan. Dan harganya juga terjangkau," kata dia.
(rih/rih)