Mata air atau Umbul Manten di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten selama ini nge-hits sebagai destinasi wisata. Di balik ketenarannya sebagai objek wisata, air dari umbul itu ternyata juga menghidupi desa-desa tetangga.
Menemukan Umbul Manten atau sering juga disebut Umbul Kemanten tidaklah sulit. Sebab mata air tersebut berada di tepi jalur wisata air Janti, Kecamatan Polanharjo.
Letak umbul itu berada di sisi utara jalan Tegalgondo-Janti atau persis di timur Umbul Pelem yang masuk wilayah Desa Wunut, Kecamatan Tulung. Untuk sampai ke Umbul Manten bisa ditempuh lewat jalan Jogja-Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di simpang tiga Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, ambil jalan Tegalgondo-Janti sejauh 5 kilometer. Umbul berada di utara jalan raya tetapi tertutupi permukiman penduduk.
Meskipun tertutup rumah dan pertokoan, plang papan nama Umbul Manten ada di kanan dan kiri jalan tempat parkir. Jika penuh di sisi selatan, wisatawan bisa melewati pintu utara dengan sedikit memutar ke persawahan.
Di kawasan utama umbul yang luasnya sekitar 300 meter, batang-batang pohon beringin, sepreh, dan gayam berusia tua masih tegak berdiri. Ada lima kolam di kompleks umbul sisi selatan dan satu kolam anak di utara yang berisi bebatuan andesit.
Dua kolam difungsikan untuk mata air utama dan lainnya berupa kolam tampungan untuk berendam, renang atau terapi ikan. Hanya di objek wisata air tersebut tidak ditemukan kolam modern berlantai keramik atau porselen seperti di tempat lain, kenapa?
"Karena di Umbul Manten itu memang khusus untuk keceh, ciblon, renang, dan bermain air lainnya. Semua masih kita pertahankan suasana alaminya, untuk wahana permainan ada lokasi sendiri di wisata Siblarak timur Umbul Manten," kata Direktur BUMdes Sinergi, Desa Sidowayah, Hartoyo kepada detikJateng di kantornya, Senin (11/12/2023).
![]() |
Dijelaskan Hartoyo, Umbul Manten memang tidak dikonsep menjadi water park tetapi dipertahankan sebagai wisata air alami. Karena umbul itu memiliki legenda yang turun-temurun menjadi cerita.
"Ada cerita tentang sepasang pengantin atau manten yang hilang di lokasi, ada juga cerita sompil keong buntung dan konon juga untuk menyembuhkan prajurit atau pejuang yang luka. Total ada dua mata air," tutur Hartoyo.
Sebelum untuk wisata, jelas Hartoyo, umbul hanya untuk mandi, cuci, pengairan, dan air minum. Tetapi mulai tahun 2015, umbul mulai dikelola untuk wisata dengan pihak swasta.
"Tahun 2016 dibentuk BUMdes, kemudian dikelola BUMdes dengan konsep wisata air alami. Alhamdulillah dampaknya luar biasa, tidak hanya untuk desa, tapi masyarakat luas," lanjut Hartoyo.
Jumlah pengunjung, sambung Hartoyo, semakin hari semakin meningkat dari berbagai kota. Tahun 2022 lalu jumlah pengunjung di Umbul Manten dan wisata Siblarak lebih dari 160 ribu orang.
"Tahun lalu saja ada lebih dari 160 ribu orang, dengan tiket cuma Rp 10.000 per orang. Untuk makanan khas di daerah sini ada nila dan lele goreng atau bakar, soal kuliner pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan, jam buka 06.00-18.00 WIB," sebut Hartoyo.
Dengan kemajuan yang dicapai, imbuh Hartoyo, tahun ini Umbul Manten diperluas ke utara. Investasi pembelian tanah sekitar 4.000 meter persegi digunakan untuk pembuatan resto.
"Dibuat resto, satu kolam anak dan lokasi parkir. Parkir bisa menampung 100 mobil," pungkas Hartoyo.
Sementara itu, pengelola wisata Siblarak, Catur Nugroho mengatakan wisata Siblarak airnya merupakan limpahan dari Umbul Manten. Air digunakan untuk pasokan empat kolam modern dan wahana permainan.
"Ada empat kolam permainan di sini, tubing, out bond dan kemping yang semua di tanah kas desa dengan harga tiket masuk Rp 8.000. Tubing jaraknya 800 meter tarif Rp 27.000 diantar jemput dengan bendi, kemping Rp 25.000 plus bebas renang," papar Catur kepada detikJateng.
Menurut Catur, air Umbul Manten yang digunakan untuk Siblarak dialirkan melalui pipa ukuran 14 dim. Meskipun sudah digunakan di wisata Siblarak, pasokan debit air yang melimpah di Umbul Manten juga digunakan untuk pasokan air desa lainnya.
"Jadi dari mata air utama Umbul Manten dialirkan dengan pipa ke lima desa. Airnya memiliki kandungan mineral yang terbaik nomor dua di Indonesia, pernah diincar perusahaan swasta tetapi sampai saat ini hanya untuk mengaliri Desa Keprabon, Kebonharjo, Kranggan, Janti, Sidoharjo plus Desa Sidowayah yang per desa sekitar 1.500 sambungan," kata Catur yang juga ketua pengelolaan air Umbul Manten itu.
(rih/rih)