Destinasi wisata mata air atau umbul di Kabupaten Klaten menjadi sektor andalan pariwisata desa maupun kabupaten. Umbul Jolotundo, yang dikelola pemerintah Kabupaten Klaten merupakan salah satu umbul legendaris.
Umbul Jolotundo memang tidak berada di jalur kawasan wisata air Umbul Ponggok atau Janti, Kecamatan Polanharjo yang sudah nge-hits lebih dulu. Namun nama Umbul Jolotundo sudah dikenal sejak lama.
Mata air tua tersebut berada di tepi jalan Raya Klaten-Boyolali yang secara administratif masuk wilayah Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom. Dari arah Kota Klaten pengunjung bisa ambil arah ke jalur Boyolali-Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum kota Kecamatan Jatinom, di kanan jalan terlihat plang nama Umbul Jolotundo. Masuk sekitar 25 meter, kendaraan langsung masuk ke area parkir mobil dan sepeda motor.
Loket tiket menyambut di depan pintu dengan harga cuma Rp 5.000 per orang dan buka mulai pukul 05.00 WIB. Umbul dari mata air alami itu terdiri dari empat kolam berukuran sekitar 1.000 meter, baik kolam anak, dewasa maupun terapi dengan kedalaman yang berbeda.
Beberapa pohon gayam tua tampak menjulang di sisi barat, Utara dan timur kolam, sedangkan sisi selatan untuk lapak PKL kuliner. Ada kolam yang dibiarkan dasarnya alami dengan bebatuan alam dan ada yang dikeramik warna terang.
Mata air utama yang berada di sisi selatan dan timur menyebabkan kolam tak pernah kering sepanjang masa. Airnya yang segar dan bening dipercaya sangat baik untuk kesehatan.
"Airnya bersih dan segar untuk terapi, saya seminggu dua kali. Jari saya kan sakit, di sini sudah bisa digerakkan tapi ya terapi dengan berenang," kata pengunjung, Tri Handasih (60), warga Klaten Selatan kepada detikJateng, Sabtu (9/12/2023).
![]() |
Pengunjung lain, Haryanto (61) menyatakan seminggu tiga kali dirinya datang ke Umbul Jolotundo untuk terapi berenang. Airnya yang bening cocok untuk olahraga dan kesehatan.
"Luas, pemandangan bagus. Tujuan kesini utamanya olahraga, dibandingkan lainnya enak di sini karena segar," ungkap Haryanto.
Menurut Haryanto, Umbul Jolotundo sudah ada sejak lama. Saat dirinya kecil, Umbul masih alami dengan bebatuan di kanan dan kiri.
"Dulu tidak begini, dulu batu-batu besar. Ini kan direhab dibuat modern sehingga menarik," imbuh Haryanto.
Pengelola Umbul, Sri Mulyanto menyatakan paling ramai dikunjungi hari Sabtu dan Minggu. Paling ramai untuk terapi karena sudah dibuka pagi sekali.
"Dibuka pagi 04.30 WIB, pagi biasanya ramai untuk terapi dengan pengunjung dari sekitar Klaten. Ada empat kolam anak, remaja, dewasa dan untuk terapi," katanya kepada detikJateng.
Umbul itu, kata Sri Mulyanto, dulunya kuno karena banyak bebatuan tua, termasuk ada batu tapak Bima karena ada bekas tapak kaki dan arca. Tapi 2021 dipercantik Pemkab Klaten.
"Dipercantik Pemkab Klaten agar lebih modern. Yang paling banyak untuk terapi dan kesehatan, airnya alami masih banyak pohon besar penyimpan air," jelas Sri Mulyanto.
Menurut cerita Sekdes Jambeyan, Tri Rukun Widodo Umbul Jolotundo itu sudah ada turun-temurun. Bahkan ada legenda yang masih dipercaya warga.
"Ada legenda tentang seorang pertapa di umbul yang punya anak gadis bernama Rara Amis. Di Umbul itu dulu banyak batu kuno, ada tapak Bima, arca dan batu berhuruf Palawa," ungkap Tri Rukun kepada detikJateng.
(cln/ams)