Beningnya Umbul Gedaren Klaten, Pernah Jadi Tempat Persinggahan Raja

Jelajah Umbul Klaten

Beningnya Umbul Gedaren Klaten, Pernah Jadi Tempat Persinggahan Raja

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 08 Des 2023 16:34 WIB
Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten.
Beningnya Umbul Gedaren Klaten, Tempat Raja dan Diponegoro Rehat. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Umbul Gedaren merupakan salah satu kekayaan mata air yang dimiliki Kabupaten Klaten. Mata air yang terletak di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom itu tidak saja memiliki air yang bening tetapi juga jejak sejarah panjang.

Mengunjungi Umbul Gedaren tidak terlalu sulit sebab tepat berada di tepi jalan raya Klaten-Boyolali. Jarak dari kota Kabupaten Klaten hanya sekitar 10 kilometer ke arah Utara.

Kompleks mata air Gedaren tepat berada di belakang kantor Desa Gedaren sehingga memudahkan pencarinya. Sebuah gapura bertuliskan 'Umbul Gedaren' di tepi jalan raya akan menyambut pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk masalah parkir, pengunjung tidak perlu bingung karena ada parkir mobil di belakang gapura dan untuk motor di selatan umbul. Memasuki umbul, wisatawan tidak harus pusing merogoh dompet karena masih free alias gratis tetapi parkir Rp 3.000 untuk penjagaan kendaraan.

Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten.Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Udara sejuk dan suasana teduh akan menyambut di sekitar umbul. Pohon beringin, spreh, sukun, dan lainnya berusia puluhan sampai ratusan tahun menjadi payung mata airnya yang jernih dan segar.

ADVERTISEMENT

Kolam utama dengan mata air di dasar umbul berada di paling barat dengan panjang sekitar 50 meter dan lebar 3-6 meter. Kemudian ada kolam kedua dan ketiga di bawah aliran kolam utamanya.

Di sekitar kolam Umbul Gedaren, pengunjung bisa duduk santai di kursi maupun gazebo bambu dan kayu yang disediakan. Lapak pedagang kaki lima berada di sekitar Umbul mudah ditemui untuk melepas dahaga.

Kemudian di Utara kolam utama, terdapat tiga kolam modern yang dibangun pemerintah desa. Tiga kolam itu ada yang untuk pengunjung anak dan dewasa.

Lalu di kolam utama, pengunjung akan melihat pemandangan yang tidak ditemukan di objek wisata air lainnya. Sebab di sepanjang tepi kolam terdapat batu-batu bertakik dan prigen bahkan Yoni seperti pada bangunan candi.

Tidak saja bebatuan candi, di selatan kolam utama terdapat batu bertakik menyerupai meja. Batu itu tertulis sebagai petilasan Raja Kasunanan Surakarta Pakubuwono X, bagaimana ceritanya ?

"Konon Umbul Gedaren memiliki kekuatan mistis yang kuat sehingga Raja Pakubuwono pernah singgah. Bahkan Pangeran Diponegoro pernah singgah," ungkap Kepala Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Udin Diantara kepada detikJateng, Jumat (8/12/2023) siang di lokasi.

Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten.Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Udin menceritakan, Umbul Gedaren sendiri tidak diketahui sejak kapan ada. Tetapi melihat batu-batu di sekitar kolam, konon umbul tersebut sudah ada sejak masa wangsa Syailendra.

"Konon sudah ada sejak masa wangsa Syailendra (Hindu Budha abad 8-9 Masehi). Airnya mengalir dari Gedaren sampai Desa Pepe, ada tiga kolam yaitu Umbul Lanang, Umbul Wadon dan umbul Wajik, " papar Udin.

Kelebihan Umbul Gedaren, tutur Udin, airnya alami dan tidak pernah kering sepanjang tahun. Namun demikian sampai saat ini masih digratiskan.

"Masih gratis, free, belum terpikirkan untuk menarik tiket masuk tetapi nanti hanya berupa uang kebersihan dan parkir saja. Kita cari PAD dari sumber lain saja dulu, kita tidak terlalu orientasi keuntungan," kata Udin.

Menurut Udin, penataan masih dilakukan pemerintah desa dengan menambah tiga kolam baru. Kebetulan tanah di sekitarnya adalah tanah kas desa.

"Di sini tanah kas desa, kita masih tata. Tapi belum kita tarik tiket, objek wisata kalau terlalu bernafsu juga tidak baik," imbuh Udin.

Jay, pengunjung asal Kabupaten Purwodadi mengatakan sering ke Umbul Gedaren. Selain sejuk juga tidak repot.

"Adem, sejuk, alami. Disini belum bayar, cuma untuk parkir saja," kata Jay.

Didik, warga setempat mengatakan yang ramai biasanya hari Sabtu dan Minggu. Ada warga lokal maupun Yogyakarta dan Solo.

"Ada warga sekitar sini, ada dari Yogyakarta dan Solo. Airnya alami tapi juga mengairi sawah sampai desa Pepe, Kecamatan Ngawen," kata Didik kepada detikJateng.




(cln/ahr)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng


Hide Ads