Seorang turis Inggris, Dale Philip membagikan video pengalamannya ketika naik kereta cepat di Malaysia melalui Facebook. Ia mengaku kereta cepat Indonesia lebih oke daripada Malaysia.
Dikutip dari detikTravel, Selasa (28/3/2023), sebelum ke Malaysia, Philip telah lebih dulu berlibur di Indonesia. Ketika di Malaysia, ia mendapatkan pengalaman naik kereta yang justru membuatnya kangen dengan Indonesia.
Philip mengatakan harga tiket kereta cepat di Indonesia lebih murah dari Malaysia. Ia menyebutkan untuk membeli tiket kereta di Malaysia harus merogoh kocek hingga USD 12 sedangkan di Indonesia cukup dengan USD 4 saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiketnya USD 12 (sekitar Rp 182 ribu), harganya lebih mahal dari kereta cepat Jakarta yang hanya USD 4 (sekitar 60 ribu)," ujar Philip di awal videonya saat berada di loket.
Selain itu Philip juga mengaku mengalami kesulitan ketika akan masuk stasiun. Hal itu disebabkan karena QR tiket yang ada tidak responsif. Akhirnya ia harus meminta bantuan petugas setempat.
Philip juga terlihat ngos-ngosan dan berkeringat. Hal itu lantaran kereta cepat Malaysia terletak di bawah tanah.
Dalam keterangannya Philip mengungkapkan bahwa area peron stasiun tidak terdapat AC, dan hanya menggunakan kipas yang menggantung di dinding sebagai pendingin ruangan.
"Di sini tak ada AC, kalian bisa lihat ada kipas," terangnya sembari menunjuk kipas yang terpasang di area peron.
Wajah dan leher Philip pun mulai basah layaknya habis maraton. Keringat pun terus mengalir dari kulitnya.
Setelah 20 menit menunggu akhirnya kereta pun tiba. Namun, pintu kereta yang tak kunjung terbuka membuat Phillip kebingungan.
Begitu pintu terbuka, Philip langsung kecewa dengan bangku yang ada. Menurutnya dengan harga tiket yang lebih mahal, seharusnya bangku kereta cepat Malaysia lebih baik daripada Indonesia.
"Bangku kereta ini basic banget, padahal harganya lebih mahal dari yang di Jakarta. Di Jakarta kursinya bisa direbahkan dan kulit kursinya juga lebih bagus. Oke, Jakarta menang," imbuh Philip.
Selama dalam perjalanan Philip mencoba untuk menggunakan WiFi gratis yang tersedia. Namun kecepatannya hanya 3,7 mbps, ia mengaku kecepatan WiFi di sana lebih lambat daripada paket data.
Postingan video yang dibagikan Philip pun sontak banjir komentar dan kritikan dari warganet Malaysia. Mayoritas dari mereka meminta supaya Philip tidak membanding-bandingkan kereta cepat di Malaysia dan Indonesia, karena memang keduanya memiliki perbedaan dan kereta Indonesia lebih modern.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Salah seorang warganet Malaysia mengatakan kereta cepat di Indonesia baru dibangun pada tahun 2018. Sementara kereta cepat Malaysia dibangun tahun 1998 sekaligus sebagai kereta cepat pertama di ASEAN.
"Kereta bandara Malaysia adalah pertama di ASEAN. Konstruksinya dimulai pada tahun 1998 dan baru diresmikan pada tahun 2002. Itu kenapa kereta bandara ini sangat tua jika dibandingkan dengan Jakarta yang baru dibangun pada 2018," ujar salah seorang warganet Malaysia.
"Karena kamu berada di bawah tanah, makanya WiFi-nya lemah. Jangan bandingin Malaysia dan Indonesia, tiap negara punya standar masing-masing. Upah minimum di Indonesia juga rendah, makanya harga di sana murah," timpal warganet Malaysia lainnya.
Artikel ini tayang di detikTravel dan ditulis ulang oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.