Pajak Mobil Avanza di Malaysia Jauh Lebih Murah Dibanding Indonesia

Pajak Mobil Avanza di Malaysia Jauh Lebih Murah Dibanding Indonesia

Rangga Rahadiansyah - detikBali
Jumat, 13 Jun 2025 08:45 WIB
Toyota Avanza 1.3L
Foto: Mobil Avanza. (Dok. Toyota Astra Motor)
Jakarta -

Pajak kendaraan di Malaysia ternyata tidak setinggi di Indonesia. Pajak yang harus dibayarkan setiap tahun oleh pemilik kendaraan di sana tidak sampai jutaan rupiah. Mobil Avanza yang pajaknya sampai jutaan rupiah di Indonesia, di Malaysia hanya ratusan ribu.

"Di Malaysia mobil yang sama, Avanza misalnya, di sana tuh pajaknya cuma nggak sampai Rp 1 juta, tahunan. Di Indonesia mobilnya sama ya, pajaknya bisa sampai Rp 4 juta (per tahun)," kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, dilansir dari detikOto.

"Ini kan berat. Di samping tentunya ada masalah-masalah di balik itu yang membuat juga harga mobil Indonesia jadi relatif lebih mahal kan," ucap Kukuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kukuh, pajak tahunan Avanza 1.5L di Malaysia hanya mencapai Rp 300 ribuan. Di sana tidak ada perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) 5 tahunan. Selain itu, bea balik nama hanya sekitar Rp 500 ribuan dan tidak ada mutasi daerah.

Sementara itu, mobil Avanza 1.5L di Indonesia, pajak tahunannya bisa mencapai Rp 4 jutaan. Ditambah ada kewajiban perpanjangan STNK lima tahunan dan terdapat bea balik nama yang tinggi.

ADVERTISEMENT

"Orang beli mobil (di Indonesia) harga dari pabrik Rp 100 juta, itu ujung-ujungnya bayarnya kan Rp 150 jutaan kan. Ya (karena) pajak-pajak tadi kan. Ada PPN, ada PPnBM, ada BBNKB, ada PKB, macam-macamlah. Sementara daya beli masyarakat kita lagi turun nih," tutur Kukuh.

Kukuh juga mengungkapkan penjualan mobil di Malaysia naik di saat negara-negara tetangganya, seperti Indonesia dan Thailand, mengalami penurunan. Bahkan, Malaysia kini menjadi pasar otomotif terbesar kedua di Asia Tenggara, menggeser Thailand dan mendekati Indonesia.

Salah satu hal yang membuat industri otomotif Malaysia bergairah di tengah pasar global yang lesu adalah kemudahan kepemilikan kendaraan. Tak cuma itu, Pemerintah Malaysia masih memberikan perhatian kepada industri otomotif.

"Ternyata semenjak COVID-19, Malaysia itu tidak mengubah kebijakan insentif untuk kendaraan bermotornya. Sehingga, masyarakat sangat berminat untuk beli mobil. Di sisi lain lagi memang pendapatannya Malaysia lebih tinggi dari Indonesia ya," ungkap Kukuh.

Selain Malaysia, menurut Kukuh, Vietnam juga memberikan insentif pajak kendaraan. Walhasil, insentif-insentif ini bisa mendorong sehingga ekonominya masih bisa tetap jalan. Hal serupa juga dilakukan Filipina.

"Jadi kita harus berkaca sama tiga negara itu ya. Karena Malaysia, Vietnam, dan Filipina, tetangga-tetangga kita semua kan kondisinya nggak jauh-jauh beda amat ya," ujar Kukuh.

Artikel ini telah tayang di detikOto. Baca selengkapnya di sini!




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads