Selain Keraton dan Goa Selarong, ada satu tempat yang sangat dekat dengan sejarah kehidupan Pangeran Diponegoro di Jogja. Tempat tersebut adalah Ndalem Tegalrejo yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Tegalrejo, Jogja.
Ndalem Tegalrejo menjadi saksi Pangeran Diponegoro dididik dan digembleng pada masa kecilnya. Kini, Ndalem Tegalrejo lebih dikenal sebagai Museum Monumen Pangeran Diponegoro.
Dgembleng di Ndalem Tegalrejo
Perjuangan Pangeran Diponegoro dalam menumpas Belanda tentu sudah tidak diragukan lagi. Perang Diponegoro dan Perang Jawa menjadi cerita ketangguhan putra sulung Sri Sultan Hamengku Buwono III itu melawan penjajah.
Kehebatan Pangeran Diponegoro ini ternyata sudah diramalkan oleh kakek buyutnya, Sri Sultan Hamengku Buwono I, saat sang pangeran masih bayi.
Peter Carey dalam bukunya Takdir, Riwayat Pangeran Diponegoro (2014:4) menuliskan "Raja lanjut usia itu menitipkan bayi kepada Sang Permaisuri, Ratu Ageng, setelah meramalkan bahwa bayi ini akan mendatangkan kerusakan Belanda yang lebih besar daripada yang pernah Ia buat selama Perang Giyanti"
Edukator Museum Monumen Pangeran Diponegoro, Rona menjelaskan setelah Sri Sultan HB I wafat, Pangeran Diponegoro yang masih berusia 7 tahun dibawa ke Ndalem Tegalrejo dan diasuh oleh nenek buyutnya, Ratu Ageng.
"Beliau (Sri Sultan HB I) meminta kepada permaisurinya, Ratu Ageng Tegalrejo untuk mendidik dan mengasuh Pangeran Diponegoro secara langsung," ujarnya kepada detikJateng, Senin (14/11/2022).
Ketua Umum Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi), R Rahadi Saptata Abra mengatakan di Ndalem Tegalrejo inilah sang Pangeran diajari berbagai ilmu oleh Ratu Ageng.
"Sejak umur 7 tahun Pangeran Diponegoro di sini, diasah-diasuh oleh eyang buyutnya. Dipanggilkan guru ngaji, kemudian sastra, kemudian juga kanuragan, berkuda, dan sebagainya," jelasnya.
Pasukan Belanda kepung Ndalem Tegalrejo ada di halaman berikutnya
(ahr/aku)