Peneliti Sebut Stupa Terawang di Candi Borobudur Tak Ada di Tempat Lain

Peneliti Sebut Stupa Terawang di Candi Borobudur Tak Ada di Tempat Lain

Eko Susanto - detikJateng
Senin, 17 Okt 2022 17:43 WIB
Candi Borobudur. Foto diambil pada Selasa (14/6/2022).
Candi Borobudur. Foto diambil pada Selasa (14/6/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Peneliti Candi Borobudur, Dr Hudaya Kandahjaya, menyebut stupa terawang atau berterawang hanya ada di Candi Borobudur. Apa makna dan fungsi dari stupa berterawang?

"Seperti stupa berterawang, seperti anda tahu, stupa berterawang itu hanya ada satu-satunya di Borobudur, tidak ada di tempat lain," kata Hudaya di sela-sela memberikan materi dalam pembekalan pengetahuan tentang Borobudur bagi pemandu wisata Candi Borobudur di Manohara Borobudur, Senin (17/10/2022).

"Stupa ada di berbagai tempat di dunia, tetapi yang berterawang tidak (ada) karena apa, karena terawang itu dalam konsep arsitektur India itu ada, pengertian terawang itu sebagai lubang angin kalau istilah sekarang," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hudaya Kandahjaya merupakan salah satu penasihat Borobudur Writers and Cultural Festival (BWC). Memperoleh gelar PhD di Graduate Theological Union, Berkeley, mengenai studi budaya dan sejarah agama. Dia sudah lebih dari 25 tahun melakukan penelitian tentang Candi Borobudur.

Peneliti Candi Borobudur, Dr Hudaya Kandahjaya, di Magelang, Senin (17/10/2022).Peneliti Candi Borobudur, Dr Hudaya Kandahjaya, di Magelang, Senin (17/10/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Menurut Hudaya, masyarakat di Jawa pada abad VIII-IX telah memiliki terobosan dalam arsitektur. Hal ini bisa dilihat dengan apa yang berada di Candi Borobudur.

ADVERTISEMENT

"Jadi anda bisa bayangkan ada berbagai lompatan, terobosan arsitektur yang tidak dimiliki dunia lain, tetapi ada di Borobudur dan dibuat oleh pencipta Borobudur. Itu menunjukkan bahwa orang Jawa pada abad VIII, IX sudah memiliki pemahaman, pengertian seperti itu," tutur Hudaya.

Hudaya mengatakan, dalam prasasti Kayumwungan disebutkan bahwa Raja Samaratungga yang membantu membuat konsep agar Candi Borobudur punya lantai dasar yang lebar.

Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Supriyadi, mengatakan pembekalan pengetahuan tentang Borobudur bagi pemandu wisata Candi Borobudur sangat penting.

"Pemandu wisata perlu mendapatkan pemahaman utuh terkait beberapa pengetahuan yang selama ini sudah ada. Pengetahuan kan berkembang sehingga perlu update," ujar Supriyadi.

Menurutnya, hal-hal yang harus diperhatikan karena pemahaman itu selalu berkembang. Termasuk pula hasil riset terkait Candi Borobudur tersebut.

"Bahwa pemahaman itu kan selalu berkembang. Jadi, setiap yang kita baca dan pelajari pasti ada pencetus dan penggagasnya, setiap gagasan pasti melalui suatu riset tertentu, riset itu berkembang terus-menerus. Hari ini Pak Hudaya sudah melakukan riset pemahaman terbaru terkait Candi Borobudur," ujar dia.




(rih/ams)


Hide Ads