Kisah Cinta Ki Santa Mulya di Balik Objek Wisata Bukit Pandang Pati

Kisah Cinta Ki Santa Mulya di Balik Objek Wisata Bukit Pandang Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 04 Mei 2022 21:20 WIB
Objek wisata Bukit Pandang, Pati, Rabu (4/5/2022).
Objek wisata Bukit Pandang, Pati, Rabu (4/5/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Bukit Pandang yang terletak di Desa Durensawit, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menjadi salah satu destinasi wisata. Ternyata di balik itu ada sebuah cerita dari atas bukit itu. Seperti apa cerita sejarahnya?

Pengelola Wisata Bukit Pandang, Krisno mengatakan ada sosok bernama Ki Santa Mulya di balik buki yang kini menjadi destinasi wisata di Pati bagian selatan. Menurutnya, Ki Santa Mulya ini merupakan bagian dari Kerajaan Prabu Angling Dharma.

"Bukit Pandang Ki Santa Mulya awalnya itu bukit Ki Santa sebagian sejarah dari Prabu Angling Dharma. Ki Santa ini menantu Resi Mahesura gurunya Prabu Angling Dharma," ujar Krisno kepada detikJateng ditemui di lokasi, Rabu (4/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ki Santa, kata dia, menikahi anak seorang resi yang bernama Dewi Anggraeni. Dari pernikahan itu, Ki Santa Mulya memiliki seorang anak bernama Galuh Parwati.

"Resi ini memiliki anak perempuan yang dinikahi oleh Ki Santa Mulya yang memiliki anak namanya Galuh Parwati," ujarnya yang merupakan pensiunan guru itu.

ADVERTISEMENT

Krisno mengatakan istri Ki Santa melakukan kesalahan ketika anaknya sudah remaja. Istri Ki Santa pun mendapatkan hukuman berupa diasingkan di Pulau Anakan atau kini yang dikenal Pulau Seprapat, Juwana.

"Setelah Galuh remaja ibunya memiliki kesalahan karena bapaknya sebagai resi dia malu, akhirnya diasingkan berada di Pulau Anakan atau Momongan yang akhirnya menjadi Pulau Seprapat Juwana," terang Krisno.

Wisata Bukit Pandang di Pati, Rabu (4/5/2022).Objek wisata Bukit Pandang di Pati, Rabu (4/5/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Menurutnya, Ki Santa Mulya yang masih mencintai istrinya pun melakukan semedi agar bisa bertemu secara batin dengan Dewi Anggraeni. Oleh karena itu, Ki Santa Mulya pun melakukan semedi dari atas bukit tersebut.

"Karena Santa masih senang pada istrinya bagaimana pun masih kontak batin dia ingin bertemu dengan cara ngrogoh (masuk) sukma yang ada di puncak Ki Santa, dulunya ada batu Sigit. Kontak batin dari sana raganya ditinggal kemudian ditunggu dengan harimau putih sukmanya bertemu dengan istrinya," jelas dia.

"Lambat laun terus membunting (hamil), Ki Santa bertapa di sana. Hanya saja tidak ada batasnya akhirnya murca (berubah wujud) Dewi Anggraeni itu murca. Karena di sana yang memberi makan di sana yang memberi makan itu kera, dikasih makan buah," ujar dia.

Singkat cerita, lanjutnya, Dewi Anggraeni berubah menjadi sesosok kera.

"Lama kelamaannya akhirnya murca, diyakini orang di sana mencari berkah. Di sana dikenal untuk mencari pesugihan. Jadi orang itu mencari berkah di situ, Ki Santa itu kesibukannya dari Kerajaan Angling Darma. Akhirnya sampai murca itu," lanjut Krisno.

Krisno pun mengaku sempat melakukan nyepi sebelum membuat wisata Bukit Pandang. Dia pun mengaku mendapatkan bisikan agar nama wisata itu diberi nama Bukit Pandang.

"Di situ karena view-nya bagus, saya 2017 awal saya nyepi di sana, jam 1 lebih (dini hari) ada cahaya seperti bulan di depan saya. Terus di pikiran saya "Bukit Pandang" padahal di hati saya tidak seperti itu. Tapi kenapa di telinga "Bukit Pandang" terus hari Jumat saya umumkan, terus ngajak gotong royong masyarakat. Kemudian kita luncurkan dengan nama Bukit Pandang itu ramai, dari Hong Kong yang komentar saat diposting di Facebook," jelas Krisno.

Bukit Pandang pun menjadi salah satu destinasi wisata di Pati. Objek wisata ini menyajikan pemandangan alam dari atas bukit.




(rih/ahr)


Hide Ads