"Libur Lebaran tahun 2021 itu jumlahnya mencapai 4.100.000 dalam kondisi dilarang, mendekati tahun 2019 sebelum pandemi 6.100.000. Kami prediksi tahun ini menyamai tahun 2019," kata Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo, diwawancarai wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Selasa (19/4/2022).
Singgih menjelaskan, menjelang masa libur lebaran 2022 ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Terutama dengan Dinas Pariwisata kabupaten-kota di DIY untuk menyiapkan ekosistem pariwisata. Agar tidak ada pelaku usaha pariwisata yang memanfaatkan aji mumpung.
"Tadi koordinasi dengan Dinas Pariwisata di kabupaten-kota di DIY. Karena tak kalah pentingnya, ekosistem pariwisata. Menghindarkan beberapa keluhan, kami minta untuk mitigasinya, saya belum bisa menyampaikan, aksi yang bisa menghilangkan praktik yang merugikan citra pariwisata di Jogja," jelasnya.
Ia menambahkan, penyiapan ekosistem pariwisata ini sangat penting agar ke depan tak terulang lagi peristiwa yang merugikan citra pariwisata. Termasuk soal parkir, pihaknya telah meminta Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk melakukan pembinaan.
"Terutama pembinaan parkir yang tidak resmi," jelasnya.
Hal lain, lanjut Singgih, mengenai titik krusial kemacetan. Pihaknya mencatat ada banyak titik kemacetan di destinasi wisata.
"Titik krusial kemacetan, persimpangan Pathuk, parkir di badan jalan, akses Kaliurang, dan Baron harus bisa diurai," jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi kepada pengelola wisata. Yaitu untuk memprioritaskan akses prioritas untuk antrean nontunai atau reservasi.
"Antrean untuk nontunai, reservasi untuk diprioritaskan sebagai apresiasi," pungkas Singgih.
(rih/sip)