Sebanyak 7 desa di kawasan Magelang, Purworejo dan Kulon Progo (Gelangprojo) dilatih untuk memperkuat daya tarik wisatanya. Ini dilakukan untuk menarik wisatawan saat operasional penuh Borobudur Highland mendatang.
Pelatihan ini digelar oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia. Bertajuk pelatihan dan pendampingan pengelolaan desa wisata dan daya tarik wisata di sekitar zona otorita, 7 desa, meliputi Desa Pagerharjo, Gerbosari, Ngargosari (Kulon Progo), Sedayu, Benowo, Pandanrejo (Purworejo) dan Desa Ngargoretno (Magelang), diajak untuk menggali potensi wisata di desanya.
Dalam kegiatan ini para peserta pengelola desa wisata juga dilatih meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), tata kelola keuangan, sistem operasional hingga cara pemasaran wisatanya. Karena masih masa pandemi, pengelola turut diajarkan bagaimana membuat destinasi wisata yang nyaman, aman dan sesuai protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini pelatihan untuk 7 desa yang berada di sekitar kawasan pariwisata Badan Otorita Borobudur. Kawasan Badan Otorita Borobudur ini terdiri dari satu kawasan seluas 309 hektare, yang akan jadi satu kawasan pariwisata terpadu, di dalamnya nanti akan ada atraksi, dan amenitas yang jumlah kamarnya insyaallah ada 1.000 dengan atraksi-atraksi yang ada di dalamnya," ucap Direktur Utama BOB, Indah Juanita, dalam pembukaan pelatihan di Balai Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo, Selasa (5/4/2022).
Indah mengatakan kegiatan pelatihan semacam ini rutin digelar setiap tahunnya. Tujuan utamanya adalah bagaimana membuat para pelaku wisata di sekitar zona otorita seluas 309 hektare bisa bersiap menyambut wisatawan kelak ketika Borobudur Highland beroperasi. Dan untuk waktu dekat, adalah siap-siap menyambut gelombang wisatawan saat libur Lebaran mendatang.
"Diharapkan ini menjadi ajang uji coba bagi desa wisata dalam menerima wisatawan yang insyaallah datangnya banyak sekali. Karena sekarang kan sebentar lagi Lebaran, dan pemerintah sudah menyampaikan bahwa masyarakat diizinkan untuk pulang kampung, dan bisa berwisata. Tetapi tetap dengan protokol kesehatan yang baik dan benar. Diharapkan seperti itu," ujarnya.
"Jadi desa wisata ini diharapkan juga siap, para pelakunya, pengelolanya siap menjaga desa wisatanya tetap aman dan sehat," sambungnya.
Progres Borobudur Highland
Disinggung soal progres pembangunan Borobudur Highland, Indah menyebut bahwa pada tahun ini akan dilakukan perbaikan jalan utama menuju kawasan tersebut. Pengerjaannya dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Insyaallah PUPR akan segera melakukan pembangunan sesuai janji dari Pak Menterinya, tahun ini dikerjakan selama 2 tahun, mulai 2022 dan mungkin selesai pada 2023," ujarnya.
Pelebaran jalan ini dilakukan dari ruas Pasar Plono, Pagerharjo, Samigaluh hingga masuk wilayah Zona Otorita termasuk di antaranya objek wisata Kebun Teh Nglinggo. Jika ditotal jaraknya mencapai 3,2 km.
Jalan itu akan diperlebar menjadi 8 meter, dengan ketentuan lebar badan jalan 6 meter dan total bahu jalan 2 meter. Sebelumnya, lebar jalan tidak sampai 6 meter.
Adapun proses pelebaran jalan termasuk di antaranya pengaspalan ulang dan pelandaian itu bakal dilakukan oleh Kementerian PUPR menggandeng sejumlah pihak, salah satunya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DIY.
Dalam perbaikan jalan ruas Pasar Plono-Nglinggo, juga termasuk dalam pembangunan jembatan otorita sepanjang 54 meter. Selain itu perbaikan ini juga menyasar jalan-jalan di dalam area zona otorita.
Adapun panjang jalan di dalam zona otorita yang rencananya ikut diperbaiki mencapai 5,8 km. Dari jumlah itu yang dapat bantuan dari PU dalam tahap awal perbaikan khusus jalan di dalam zona nantinya mencapai 2,7 km.
Indah menyebut perbaikan jalan ini jadi tahap awal sebelum memasuki proses pembangunan infrastruktur di dalam kawasan zona otorita. Ditargetkan pembangunan di dalam kawasan bisa berlangsung pada 2023 mendatang.
"Jadi insyaallah pembangunan di kawasan zona otorita Borobudur bisa segera dimulai pada 2023, untuk bisa membawa alat berat. Jadi semoga lingkungannya juga bisa mendapat manfaat yang besar dari infrastruktur tersebut," ucapnya.
Penunjang Borobudur
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharja mengatakan bahwa pelatihan yang digelar BOB akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pelaku wisata sekitar Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Selama ini pihaknya sudah menggelar pelbagai pelatihan serupa, dan sekarang dipermudah dengan adanya pelatihan dari BOB.
"Pelatihan-pelatihan sudah kita lakukan karena beberapa desa wisata yang ada di Kulon Progo ini menjadi, seperti Pagerharjo itu jadi desa mandiri budaya, tentu sudah banyak sekali yang kita lakukan. Nah Ngargosari, Gerbosari juga sama kita treatment beberapa kali, namun ini namanya pelatihan saya kira tidak ada tumpang-tindihnya ya, karena akan kemudian melengkapi, menebalkan dan membuat potensi akan meningkat," ucapnya.
Menurutnya kolaborasi antara pemerintah pusat dalam hal ini BOB dengan Pemda, di sekitar DPSP Borobudur dengan adanya pelatihan ini sangat baik. Diharapkan kegiatan serupa bisa digelar kembali.
"Saya kira ini sinergi, kolaborasi yang sangat bagus, antara pemerintah pusat dalam hal ini adalah Badan Otorita Borobudur kemudian pemerintah daerah kami di Provinsi, Kabupaten Kota dan juga lembaga pelatihan seperti Jana Dharma. Ini kolaborasi yang sangat bagus, saya kira untuk mewujudkan sebuah destinasi utama, karena DPSP Borobudur menjadi destinasi yang bertanggung jawab, yang kemudian akan memberikan pelayanan prima terhadap para wisatawan, sehingga para wisatawan terasa aman, nyaman selama berkunjung di destinasi yang menjadi penunjang dari DPSP Borobudur ini," pungkasnya.
(rih/ahr)