Pemandian air hangat Pingit di Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, ramai dikunjungi warga hari ini. Mereka berdatangan untuk padusan, tradisi masyarakat Jawa membersihkan diri sebelum memasuki Ramadhan.
Pantauan detikJateng, Jumat (1/4/2022), warga bergantian mandi di bawah pancuran air hangat. Pancuran tradisional yang mengalirkan air hangat Pingit itu terbuat dari batang bambu yang dilubangi dan dipasang melintang.
Salah satu warga yang membersihkan diri di bawah pancuran bambu itu adalah Supriono (62). Warga Desa Susukan ini mengaku menyempatkan waktu untuk mandi di air hangat Pingit sebelum Ramadan.
"Karena besok sudah mau puasa, ini kita sekeluarga ke sini untuk bersih-bersih kotoran yang ada di badan," kata Supriono saat ditemui detikJateng di pemandian air hangat Pingit, Jumat (1/4/2022).
![]() |
Supriono memilih padusan di pemandian Pingit karena air hangatnya dipercaya mujarab untuk terapi penyakit kulit seperti gatal-gatal. Dia juga mengaku badannya menjadi lebih 'enteng' usai mandi di situ.
"Rasanya setelah mandi di sini jadi lebih enteng. Apalagi ini kan airnya hangat, jadi sekaligus bisa untuk terapi gatal-gatal atau pas juga untuk badan pegal," lanjutnya.
Menurut pengelola pemandian Pingit, Bayu, air hangat yang berada di Sungai Gumelem ini masih alami. Selama ini pengunjung tidak dipungut tiket masuk. "Tidak ada tiket masuk. Hanya ada kotak, kalau mau mengisi ya sukarela," kata Bayu
Dia menambahkan, pemandian air hangat Pingit biasanya paling ramai dikunjungi pada dua hari sebelum Ramadan. Pada hari itu, warga terus berdatangan sejak pagi hingga malam.
"Ini kalau mau bulan puasa banyak yang mandi di sini. Malahan kalau mau puasa itu dari pagi sampai malam," ujar Bayu.
![]() |
(dil/aku)