Umbul Pengging Boyolali, Ramai Dipakai Kungkum Ngalap Berkah Pangkat-Sehat

Umbul Pengging Boyolali, Ramai Dipakai Kungkum Ngalap Berkah Pangkat-Sehat

Ragil Ajiyanto - detikJateng
Sabtu, 19 Mar 2022 17:57 WIB
Umbul Ngabeyan di Komplek Umbul Pengging, Banyudono, Boyolali yang sering digunakan untuk tirakat kungkum.
Umbul Ngabeyan di Komplek Umbul Pengging, Banyudono, Boyolali yang sering digunakan untuk tirakat kungkum. (Foto: Ragil Ajiyanto/detikJateng)
Boyolali -

Di Kawasan Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali terdapat sejumlah tempat yang biasa digunakan masyarakat untuk laku tirakat. Di antaranya kompleks Pemandian Tirtomarto Umbul Pengging.

Hampir setiap malam hari ada warga yang laku tirakat kungkum di sana. Terutama di malam Jumat. Dan yang paling banyak di malam Jumat Pahing.

Sejumlah warga dari berbagai daerah di Solo Raya dan sekitarnya datang ke umbul untuk kungkum dengan berbagai keperluan serta kepercayaannya. Namun karena pandemi COVID-19 ini, pengunjung termasuk yang melakukan laku tirakat di Umbul Pengging, menurun drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di hari-hari biasa itu kadang ada, kadang tidak ada. Tapi kalau malam Jumat pasti ada dan yang paling ramai itu di malam Jumat Pahing," kata Pardi, penjaga Umbul Ngabean di komplek Umbul Pengging kepada detikJateng, Sabtu (19/3/2022).

Menurut Pardi, dari 4 umbul di komplek pemandian Tirtomarto ini hanya 2 yang sering dipakai untuk kungkum. Yakni Umbul Ngabean dan Umbul Dudo. Selain Umbul Ngabean dan Umbul Dudo, di komplek ini juga ada Umbul Temanten dan Umbul Anak-anak.

ADVERTISEMENT

"Yang paling banyak di Umbul Ngabean," terang dia.

Keperluan atau kepentingan dari masing-masing orang yang laku tirakat kungkum ini pun berbeda-beda. Pardi menambahkan, dari kepercayaan mereka bahwa untuk Umbul Ngabean ini untuk nggayuh derajat maupun pangkat.

"Kepercayaannya kadang beda-beda. Kalau sini kebanyakan ya buat derajat, pangkat itu Umbul Ngabeyan. Kalau dagang atau usaha ya umbul Dudo. Tetapi tergantung kepercayaannya masing-masing," paparnya.

Kepercayaan tirakat kungkum untuk nggayuh derajat maupun pangkat di Umbul Ngabean, lanjut dia, kemungkinan karena umbul yang berada di paling timur itu merupakan bekas pemandian raja. Umbul Ngabean ini dulu sering digunakan Paku Buwono (PB) X untuk mandi saat mengunjungi Pengging.

Dulu, umbul Ngabean yang berbentuk bulat itu merupakan tempat pemandian favorit PB X. Sebagai tempat pemandian raja, Umbul Ngabean dibangun cukup mewah. Nuansa Keraton Surakarta begitu kental di bangunan umbul ini.

Umbul Ngabeyan di Komplek Umbul Pengging, Banyudono, Boyolali yang sering digunakan untuk tirakat kungkum.Umbul Ngabeyan di Komplek Umbul Pengging, Banyudono, Boyolali yang sering digunakan untuk tirakat kungkum. Foto: Ragil Ajiyanto/detikJateng

Menurut Pardi, dulu pernah ada yang membuat syukuran di Umbul Pengging ini karena keinginannya tercapai. Orang itu menggelar kenduri di Umbul Ngabean.

"Pernah ada yang bikin syukuran disini. Dulu pernah syukuran disini, menyembelih kambing disini, kenduren di sini. Ada," jelas dia.

Pardi mengatakan, tidak ada tarif khusus bagi warga yang akan tirakat kungkum di Umbul Ngabean yang dijaganya. Namun hanya seikhlasnya saja.

"Nggak ada tarif khusus. Seikhlasnya saja. Dari (gerbang) depan sudah gratis. Masuk sini seikhlasnya," katanya lagi.

Warga melakukan tirakat kungkum biasanya pada malam hari. Waktu jelang tengah malam hingga dini hari.

Ternyata tak hanya untuk mandi dan tirakat kungkum, lanjut Pardi, Umbul Ngabean juga sering digunakan warga untuk terapi. Warga yang melakukan terapi biasanya kungkum di Umbul Ngabean pada pagi hari.

"Biasanya mulai sekitar pukul 05.30 WIB. Untuk terapi syaraf kejepit, gejala stroke," ujar Pardi.

Selain di komplek umbul ini, juga ada umbul lain di Pengging yang juga sering digunakan untuk tirakat kungkum. Yakni di Umbul Sungsang, yang berada di depan masjid Cipto Mulyo.

"Selain disini, Umbul Sungsang juga sering dibuat kungkum. (Kepercayaannya) Sama dengan Umbul Dudo, untuk usaha. Tapi lebih ramai sana (Umbul Sungsang)," ucap dia.

Lebih lanjut Pardi mengatakan, bahwa selama pandemi COVID-19 ini pengunjung Umbul Pengging menurun drastis. Termasuk warga yang melakukan tirakat kungkum menurun jumlahnya.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads