Menyapa Para Bajingan Bantul

Menyapa Para Bajingan Bantul

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 24 Feb 2022 05:21 WIB
Wisata keliling desa sambil menikmati hamparan sawah dengan naik gerobak ada di Bantul, Yogyakarta. Sensasinya, serasa kembali ke zaman dahulu alias jadul!
Wisata Keliling Desa Disopiri Bajingan Naik Gerobak Sapi di Bantul (Foto: Pradito Rida Pertana)
Solo -

Lekat dengan makna negatif bajingan ternyata sebutan bagi para pengemudi gerobak sapi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Siapa sangka jika bajingan ternyata bermakna orang yang sering bepergian namun tak meninggalkan kewajibannya beribadah.

Para bajingan ini bisa ditemui di Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Bantul. Mereka menawarkan jasa wisata keliling pedesaan dengan gerobak sapi.

Start wisata ini dimulai dari lapangan Jodog dan berkeliling ke desa setempat. Wisata ini bisa dinikmati setiap Minggu Pon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rutenya start dari lapangan Jodog, nanti kita berkeliling di seputaran Jodog dan Karangasem menikmati suasana dusun dan sawah dengan estimasi waktu perjalanan 25 menit. Kenapa rutenya di pedesaan? Karena saat Minggu Pon lalu lintas padat sehingga kita cari rute yang aman," kata pengelola wisata gerobak sapi Bantul, Tri Iswanto saat ditemui di Pedukuhan Jodog, Rabu (23/2/2022).

"Untuk tarif saat Minggu Pon itu Rp 70 ribu satu gerobak dan bisa dinaiki untuk 5 orang dewasa atau 7 anak-anak," lanjut Tri.

ADVERTISEMENT

Wisata berkeliling desa dengan gerobak sapi ini pun bisa dilayani di luar Minggu Pon dengan perjanjian. Destinasi wisata yang dituju pun bisa mengikuti permintaan pengunjung.

"Sebenarnya sewaktu-waktu bisa, tapi paling tidak pesan seminggu sebelumnya melakukan pemesanan dulu di nomor 085292734404. Untuk Minggu Pon juga bisa langsung ke lokasi atau pesan dulu hari Sabtunya di nomor tadi," ujarnya.

Filosofi bajingan tak sekedar sopir

Salah seorang sopir gerobak sapi, Sriyanto (48) menuturkan bajingan memiliki filosofi yang mendalam bagi rekan seprofesinya. Dia pun menampik bajingan bermakna negatif.

"Bajingan itu bagusing jiwo angen-angen ning pangeran. Jadi pangeran itu seneng arepo sopir gerobak bajingan ning watake apik. Eling karo pangeran eling karo sembahyang," ujar Sriyono ditemui detikJateng di Pedukuhan Jodog, Bantul, Rabu (23/2/2022).

"Kan artinya bagus, walaupun sering bepergian, tetap berperilaku baik dan tidak meninggalkan kewajiban sembahyang (beribadah)," imbuhnya mengartikan.

Wisata keliling desa sambil menikmati hamparan sawah dengan naik gerobak ada di Bantul, Yogyakarta. Sensasinya, serasa kembali ke zaman dahulu alias jadul!Wisata keliling desa sambil menikmati hamparan sawah dengan naik gerobak ada di Bantul, Yogyakarta. Sensasinya, serasa kembali ke zaman dahulu alias jadul! Foto: Pradito Rida Pertana

Dia meyakini sebutan bajingan merupakan filosofi dari salah satu Wali Sanga, yakni Sunan Bonang. Dia yakin sebutan ini sudah muncul sejak lama.

"Menurut filosofi dari Sunan Bonang. Jadi sudah lama penyebutan sopir gerobak itu bajingan," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan salah seorang sesepuh bajingan dari Pedukuhan Karangasem, Gilangharjo, Prapto Prayitno (85). Prapto menyebut sebutan bajingan bagi pengemudi sapi untuk menandingi begal yang suka merampas barang para bajingan di jalan.

Yang namanya sopir gerobak, kalau tidak jadi bajingan nanti tidak bisa melebihi bajingan yang suka membegal di jalan itu," ucap Prapto saat ditemui di Pedukuhan Jodog, Bantul, kemarin.

"Bajingan di jalan (begal) itu sukanya hanya membegal dan merampas apa-apa, kalau sopir gerobak tidak berani nandingi mereka sama saja tidak jadi bajingan," lanjut dia.

Prapto pun tak mempermasalahkan disebut bajingan saat mengemudi gerobak sapi. Tapi, dia keberatan disebut bajingan saat tidak bekerja.

"Tidak apa-apa kalau pas jadi sopir bajingan. Tapi kalau tidak nyopir gerobak disebut bajingan ya ngapa-ngapa (tidak suka)," ujarnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads