Komunitas Kota Toea Magelang dan Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM) menyelenggarakan pameran arsip dan foto bertajuk Indo Magelang, Antara Memori dan Identitas. Pameran di Loka Budaya Drs. Soekimin Adiwiratmoko, Jalan Alun-alun Selatan No. 9, Kota Magelang itu dibuka hari ini, Selasa (1/2/2022).
Pameran tersebut menampilkan sejumlah foto bangunan tempo dulu di Kota Magelang. Sesuai judulnya, pameran itu juga memajang foto-foto orang Indo di Magelang. Pameran yang berlangsung sampai Minggu (6/2) ini bisa dinikmati pengunjung tiap pukul 10.00 - 20.00 WIB.
Dari pameran itu dapat diketahui bahwa eksistensi orang Indo di Magelang bermula sejak tentara kolonial menetap pada masa Perang Jawa (1825-1830). Sebagai keturunan campuran, nasib orang Indo zaman dulu bisa dibilang terlunta-lunta. Di kalangan pribumi, mereka tidak diterima. Pun sebaliknya di kalangan orang Eropa. Dalam catatan sejarah pun mereka "disingkirkan".
Padahal, menurut Ketua DKKM Muhammad Nafi, sebagian orang Indo punya peranan penting dalam dalam mengatur perkembangan kota pada masa kolonial. Salah satunya di Kota Magelang yang sudah mengalami kemajuan cukup pesat pada awal abad ke-20.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Laporan kolonial menyebutkan bahwa di Magelang saat itu sudah ada bangunan-bangunan modern seperti toko daging, toko roti, perusahaan rokok, kantor pemadam kebakaran, hotel, makam Eropa dan Tionghoa, jembatan kokoh, dan lain-lain," kata Nafi saat ditemui detikJateng di Loka Budaya, Selasa (1/2).
Tak hanya memajang kumpulan arsip dan foto lawas, Nafi berujar, dalam rangkaian acara pameran ini juga akan diadakan seminar bagi guru sejarah tingkat SMP dan SMA/sederajat tentang struktur masyarakat colonial. Seminar itu dijadwalkan pada Jumat mendatang (4/2).
Selain mengadakan seminar, pengunjung pameran juga akan diajak napak tilas, mengunjungi objek bangunan peninggalan masa kolonial di Kota Magelang yang berkaitan dengan sejarah keberadaan orang Indo. Acara bertajuk Jejalah Jejak Orang Indo di Magelang itu dilaksanakan berbarengan dengan hari terakhir pameran, Minggu (6/2).
"Ini (pameran) baru langkah awal. Di sini, istilahnya awal yang berani menunjukkan bahwa Magelang itu kaya sejarah," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz saat membuka pameran itu.
Aziz mengatakan, pameran semacam ini bisa lebih dikuatkan ke depannya agar dapat menarik minat pengunjung dari luar kota. "Ini kan hanya letupan-letupan kecil. Nanti dibuat lebih besar, sehingga bisa mengangkat semua," kata Aziz.
"Tidak hanya pameran yang dikunjungi, istilahnya, taruhlah 100 orang, tapi banyak orang dari luar. Ini langkah yang baik, karena bangsa atau warga yang mau besar itu harus tahu sejarahnya," ujar Aziz.
Baca juga: PKL Malioboro Mulai Pindahan ke Lapak Baru |
(dil/ahr)