Persis Solo sudah 'kehabisan bensin' di awal kompetisi Super League 2025/2026. Manajemen menunggak gaji pemain sekira tiga bulan, yang membuat sejumlah kalangan seperti suporter menjadi risau.
Presiden Pasoepati, Arif Djodi Purnomo, mengatakan elemen suporter belum ada pertemuan dengan manajemen Persis Solo sejak kasus ini mencuat. Padahal para suporter ingin mengetahui secara detail permasalahan yang terjadi. Penjelasan baru disampaikan di grup WhatsApp para suporter.
"Saya pribadi dan teman-teman pentolan komunitas suporter yang ada di Solo sebenarnya menyayangkan dengan keadaan seperti ini. Kenapa ketika ada masalah suporter tidak pernah diberitahu dulu, kita tahunya malah dari pemain. Kita kan bagian dari keluarga Persis Solo, harusnya kalau ada masalah kita rembukan cari solusi bersama-sama," kata Djodi saat dihubungi detikJateng, Senin (8/9/2025).
Informasi dari manajemen, permasalahan tunggakan gaji pemain ini karena terlambatnya pembayaran hak Persis Solo dari berbagai pihak seperti sponsor dan federasi. Djodi sendiri juga belum mengetahui secara detail soal berapa pemain yang haknya belum diberikan.
Namun isu minimnya sponsor yang menjalin kerja sama dengan Persis Solo disinyalir menjadi penyebabnya. Diketahui Laskar Sambernyawa baru memiliki dua sponsor besar yakni Call of Duty Mobile dan Bank Aladin.
"Kalau Persis Solo kesulitan mencari sponsor, mbok suporter diajak ngobrol. Siapa tahu teman-teman punya peluang untuk menggandeng sponsor. Harapannya simpel, komunikasi dengan teman-teman suporter dibuka, jangan ditutup," jelasnya.
Djodi menuturkan, elemen suporter siap gotong royong membantu permasalahan finansial klub. Namun pihak klub juga harus terbuka dengan suporter terkait permasalahan yang ada.
Seperti halnya saat pemain asing Persis Solo Diego Mendieta tidak dibayarkan gajinya. Diego meninggal dunia tahun 2012 lalu. Saat itu suporter patungan untuk kelangsungan hidup sang pemain, hingga memulangkan jenazahnya ke Paraguay.
"Kita inginnya manajemen terbuka dulu dengan kita, kendalanya apa. Kalau dari sponsorship yang molor, rasanya tidak mungkin karena sudah ada hitam di atas putih, pasti ada kendala yang lain. Kita ingin tahu sebenarnya masalahnya apa selain sponsor itu belum mencairkan dananya ke Persis Solo," kata dia.
"Kita siap kok diminta kolektif, untuk mendukung apa yang terjadi pada manajemen saat ini," imbuhnya.
Dalam situasi seperti ini para pemain Persis Solo membutuhkan dukungan langsung tetap bersemangat menjalani pertandingan. Djodi mengajak para suporter memenuhi Stadion Manahan Solo saat laga kandang Persis Solo.
Hal senada juga diungkapkan perwakilan Ultras, Beto. Dukungan terdekat yang bisa dilakukan dengan datang ke Stadion saat laga kandang Persis Solo. Selanjutnya, suporter akan melakukan diskusi bersama.
"Ke depan akan ada diskusi menyeluruh terkait ini dengan semua elemen suporter. Mungkin dan harus dilakukan secepatnya. Karena kami menyadari salah satu target market dari sponsor adalah kami para suporter," kata Beto.
Dia menilai masalah finansial sudah menjadi PR lama manajemen Persis Solo. Musim lalu misalnya, banyak pengeluaran yang tidak perlu, seperti pergantian pelatih di tengah musim hingga kontrak pemain yang tidak semestinya.
"Akar masalah itu kami anggap sudah dapat diselesaikan saat beberapa barisan management kami desak untuk keluar dari management. Tetapi imbasnya belum berakhir hingga kini," ujarnya.
Dia khawatir jika masalah ini tidak segera teratasi, Persis Solo tidak akan kompetitif di Super League musim ini.
"Seperti kasus-kasus di klub lain, terlambat gaji sama dengan performa buruk. Itu jadi kerisauan paling utama," pungkasnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut....
(apl/dil)