Aremania Bakal Gugat Panpel Buntut Tragedi Kanjuruhan

Regional

Aremania Bakal Gugat Panpel Buntut Tragedi Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikJateng
Senin, 03 Okt 2022 12:51 WIB
Para suporter sepakbola di Bandar Lampung menyalakan lilin disekitar spanduk bertuliskan
Foto: Para suporter sepakbola di Bandar Lampung menyalakan lilin di sekitar spanduk bertuliskan 'Rest In Peace Malang' dalam malam doa bersama atas meninggalnya ratusan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang. Foto: Tommy Saputra/detikSumut
Solo -

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10) malam merenggut 125 korban jiwa dan ratusan lainnya terluka. Aremania bakal melayangkan gugatan kepada Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Liga 1 2022/2023 tersebut.

"Harus ada yang bertanggung jawab. Siapa pun itu namanya, Panpel atau siapa pun sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab," tegas salah satu perwakilan Aremania, Dersey, saat aksi lilin keprihatinan di depan Stadion Gajayana pada Minggu (2/10), dikutip dari detikJatim, Senin (3/10/2022).

Dersey berharap hukum ditegakkan terkait tragedi Kanjuruhan tersebut. Dirinya juga berharap proses hukum berjalan seadil-adilnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kami betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur (saudara) kami yang telah meninggal," jelas Dersey.

Tanggung Jawab Panpel

Menurut Dersey, keberlangsungan pertandingan Arema FC vs Persebaya sepenuhnya ada di tangan Panpel. Aparat keamanan, sebutnya, hanya membantu mengamankan pertandingan.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, dirinya bersama Aremania yang lainnya akan melayangkan gugatan terhadap Panpel berkaitan dengan tragedi kelam yang telah terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut.

"(Menggugat) Panpel, karena yang bertanggung jawab adalah Panpel. Pada pertandingan itu perangkat keamanan itu hanya sekedar back up yang diminta oleh Panpel," sebutnya.

Selain itu, Dersey menilai Panpel bertanggung jawab dari awal. Dia juga menyinggung soal pintu stadion yang cuma dibuka satu.

"Panpel yang bertanggung jawab mulai izin, keamanan, pintu gerbang dibuka dan ditutup jam berapa sampai jam berapa. Ini kan kemarin pintu gerbang hanya satu, menurut informasi yang kami dapat, yang dibuka. Itu Panpel yang harus bertanggung jawab," lanjut Dersey.

Ia juga menjelaskan, pihaknya tidak akan mundur sampai ada pihak yang dinyatakan bertanggung jawab penuh atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. Sampai mereka ditindak seadil-adilnya hingga ada penetapan tersangka. Dan siapa pun yang terlibat menyebabkan kejadian itu agar dibuka secara terang benderang dan disampaikan kepada masyarakat.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Koordinasi dengan Penasihat Hukum

Soal adanya dugaan pelanggaran penggunaan gas air mata oleh kepolisian di Stadion Kanjuruhan, Dersey mengaku telah melakukan kajian bersama penasihat hukum untuk mencari langkah hukum yang tepat.

"Itu kami kaji bersama penasihat hukum. Karena jelas-jelas itu nyata, bahwa apa yang menjadi statuta FIFA setiap pertandingan di seluruh dunia tidak boleh menggunakan gas air mata. Kenapa itu terjadi di Kanjuruhan yang mengakibatkan terbunuhnya ratusan orang suporter Aremania? Maka itu juga bagian yang kami tuntut dan agar siapa pelaku atau yang memerintahkan terjadinya penembakan gas air mata harus diadili dan bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dari saudara-saudara kami," imbuh Dersey.

Korban Meninggal 125 Orang

Menko PMK Muhajir Effendy menyampaikan total korban tragedi Kanjuruhan sebanyak 488 orang. Jumlah tersebut merupakan data akumulasi korban meninggal dan juga luka-luka.

"Hasil akhir dari korban yang sudah diverifikasi semua pihak termasuk Polri dan penyelenggara ada 448 korban," kata Muhadjir usai melakukan rapat koordinasi di Pendopo Panji, Kepanjen, Malang, dilansir detikJatim, Senin (3/10).

Muhajir merinci dari 448 korban itu, sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.

"Dengan penjelasan ini saya harap tidak ada lagi spekulasi," kata dia.

Sebelumnya, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyampaikan pihak kepolisian akan melakukan investigasi kasus ini. Selain itu akan dilakukan upaya mitigasi yakni dengan langkah trauma healing terhadap para suporter Arema FC.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads