Tragedi Maut Kanjuruhan, Pelatih Arema: Stadion Tak Siap-Polisi Lampaui Batas

Tragedi Maut Kanjuruhan, Pelatih Arema: Stadion Tak Siap-Polisi Lampaui Batas

Tim detikSepakbola - detikJateng
Senin, 03 Okt 2022 11:53 WIB
Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan: Aturan FIFA dan Penjelasan Polisi
Tragedi Kanjuruhan. (Foto: AP/Yudha Prabowo)
Solo -

Tragedi Kanjuruhan menjadi sejarah buruk sepakbola Indonesia. Ratusan korban jiwa berjatuhan usai pertandingan BRI Liga 1 2022 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.

Dilansir detikSepakbola, pelatih Arema FC, Javier Roca, menilai ada beberapa penyebab korban bisa begitu banyak berjatuhan. Ia menyoroti cara aparat, kualitas stadion, sampai kondisi geografis kota Malang.

"Terlihat stadion tidak siap. Mereka tidak mengharapkan kekacauan sebesar itu. Itu bak longsoran salju. Tidak ada yang seperti ini pernah terjadi di stadion, dan itu runtuh oleh jumlah orang yang ingin melarikan diri," katanya, kepada media Spanyol Cadena Ser.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira polisi juga melampaui batas, padahal saya tidak di lapangan dan tidak merasakan hasilnya. Melihat gambar-gambar itu, mungkin mereka bisa menggunakan teknik lain," jelasnya.

"Ini juga stadion yang harusnya sudah pensiun. Kami juga berada di kota yang relatif kecil, tidak ada cukup kapasitas untuk tiba," terangnya.

ADVERTISEMENT

Tragedi Kanjuruhan diawali dari invasi suporter Arema ke lapangan, untuk memprotes pemain serta official tim yang kalah 2-3 dari Persebaya. Kemudian, suporter coba dipukul mundur keluar lapangan, dengan salah satunya ditembaki gas air mata.

Gas air mata itu menyebabkan kepanikan dan membuat penonton berebut keluar stadion. Imbasnya, banyak penonton terinjak-injak dan kehabisan nafas di dalam stadion. Korban tewas tercatat sampai 125 jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan

Imbas kejadian itu membuat Liga 1 sementara disetop. Investigasi soal Tragedi Kanjuruhan kini dilakukan guna mencari penyebabnya.




(aku/apl)


Hide Ads