Dalam kurun waktu sebulan terakhir sudah ada dua orang suporter PSS Sleman yang meninggal akibat kekerasan yang mengatasnamakan sepak bola. Buntutnya, suporter PSS kemudian menarik diri untuk sementara dan tidak mendukung tim secara langsung di stadion.
Brigata Curva Sud (BCS) yang mulanya menarik diri dari 4 laga PSS. Kini, saudara tuanya, yakni kelompok suporter Slemania juga ikut menepi sejenak.
Penguasa tribune hijau Stadion Maguwoharjo itu menepi sejenak sebagai bentuk penghormatan kepada suporter yang meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dari keluarga besar Slemania memutuskan untuk menepi sejenak untuk menghormati keluarga yang sudah mendahului kami.
Di dalam waktu menepi hanya ada satu nama PSS SLEMAN. Sampai jumpa di lain kesempatan," tulis keterangan Slemania dikutip dari akun Twitter resmi @S1H_Slemania, Senin (5/9/2022).
Hilangnya dua kelompok suporter dari tribune stadion diprediksi bakal memengaruhi tim. Apalagi Super Elja selalu mejan kala bermain di kandang, bahkan dengan didukung penuh suporter.
"Pengaruh pasti ada, tapi yang paling utama adalah dukungan dan doanya," kata pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).
Seto menegaskan, yang dilakukan suporter PSS bukanlah boikot. Menurutnya, para suporter ingin rehat sejenak setelah adanya kejadian kekerasan beberapa waktu ini.
Ia pun berharap agar suporter pun masih terus menyuporteri PSS yang masih berjuang untuk memperbaiki posisi di klasemen.
"Memang kami sudah tahu, dan kami selalu komunikasi. Artinya bukan boikot, tapi lebih ke cooling down," ucapnya.
"Ada beberapa alasan dari teman-teman dan kita memahami dan saya secara pribadi dan juga mewakili tim sudah menyampaikan sesuatu ke teman suporter jadi kita saling support, harapannya ini saling bersinergi," pungkasnya.
(rih/apl)