Buntut Suporter Tewas, Sultan Jogja: Perdamaian Harus Tumbuh Kesadaran

Buntut Suporter Tewas, Sultan Jogja: Perdamaian Harus Tumbuh Kesadaran

Heri Susanto - detikJateng
Selasa, 30 Agu 2022 17:32 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Heri Susanto/detikJateng)
Yogyakarta -

Pengeroyokan suporter sepakbola hingga memakan korban jiwa kembali terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menanti inisiatif Pemkot Jogja dan Pemkab Sleman untuk mendamaikan suporter.

"Kalau saya ya biar itu inisiatif kota (Pemkot Jogja dan Pemkab Sleman) ya, saya ndak bisa memaksakan. Tapi mempertemukan itu harus ada kemauan untuk merasa sebanding," kata Sultan saat diwawancarai wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Selasa (30/8/2022).

Sultan menjelaskan, untuk mendamaikan suporter di DIY harus tumbuh kesadaran. Juga, bagaimana perasaan setara di antara suporter. Tidak ada menang dan kalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah, tapi bagaimana perasaan mereka ini semua merasa aman dan nyaman. Kalau datang merasa lebih unggul ya nggak bisa. Berarti akan mengalahkan yang lain. Ya kesadaran itu harus tumbuh dulu," jelas Sultan.

Sultan pun prihatin atas kembali terjadinya pengeroyokan suporter di DIY yang memakan korban jiwa. Diketahui, suporter PSS Sleman Aditya Eka Putranda (18) tewas setelah dikeroyok pada Minggu (28/8) dini hari di Sleman. Polisi akhirnya menetapkan 12 orang sebagai tersangka.

ADVERTISEMENT

Sultan menyinggung tersangka ada yang sudah dewasa. Menurut Sultan, seharusnya suporter yang usia dewasa bisa mencegah, bukan malah terlibat dalam tindak pidana.

"Kalau umurnya sudah 40 tahun, 30 tahun, bisa berperan mengingatkan yang lain, malah ambil peran juga. Orang sini siapa? Memang preman atau pekerja yang baik," sesalnya.

Sultan menegaskan, untuk sepakbola di DIY saat ini, yang perlu untuk dididik adalah penonton, bukan yang main sepakbola. Sultan pun berharap, peristiwa kekerasan yang melibatkan suporter di DIY ini menjadi yang terakhir kali. Ia pun mendukung proses hukum untuk memberikan efek jera.

"Sudah berproses to, kenapa harus kekerasan. Prihatin lah kenapa mesti kekerasan. Ini kan tidak muda lagi, umur 40 tahun mestinya memberikan perlindungan. Orang tuanya mereka kan prihatin. Sangat menyedihkan," sesalnya.

Diberitakan sebelumnya, Polres Sleman menangkap 12 tersangka pengeroyokan suporter PSS Sleman Aditya Eka Putranda (18) hingga tewas pada Minggu (28/8) dini hari. Para tersangka itu kini telah ditahan di rutan Mapolres Sleman.

Dalam rilis kasus pengeroyokan itu, Senin (29/8), Polres Sleman menghadirkan 11 orang tersangka. Sementara satu tersangka lagi masih dalam pemeriksaan dan masih berusia di bawah umur.

Adapun 12 tersangka seluruhnya laki-laki. Mereka masing-masing inisial HN (40), AE (21), KI (26), YM (22), AP (29), AE (18), AS (20), SM (37), AB (19), RF (22), dan FS (31). Satu tersangka di bawah umur inisial JN (17). Semua tersangka merupakan warga Gamping, Kabupaten Sleman.




(apl/rih)


Hide Ads