PSS Sleman terancam kehilangan bek asing Aaron Evans di sisa pertandingan seri 4 BRI Liga 1. Hal ini karena PSS Sleman baru saja menerima surat Komite Disiplin PSSI mengenai kartu merah yang diterima Aaron pada Sabtu (12/2) sore.
Dalam surat bernomor 056/L1 /SK/KD-PSSl/II/2022, Aaron diberi tambahan hukuman 4 pertandingan sejak surat tersebut dikirimkan. Ini berarti, bek bernomor punggung 2 tersebut akan melewatkan sisa pertandingan di seri 4 BRI Liga 1. Pada empat laga yang tersisa tersebut, PSS Sleman dijadwalkan bakal bertemu Bali United, Borneo FC, Persikabo, dan PSM Makassar.
"Kami menyayangkan hukuman yang diterima Aaron. Empat pertandingan tentu hukuman yang berat untuknya dan untuk kami di tengah kondisi seperti ini. Banding akan langsung kami ajukan pagi ini," ujar manajer PSS, Bambang Mariano seusai latihan di Lapangan Trisakti, Badung, Bali, Minggu (13/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abe, sapaan akrabnya, juga mempertanyakan mengenai isi surat tersebut. Di dalam surat menyebutkan komite disiplin memiliki cukup bukti yang menguatkan untuk Aaron dihukum lebih lama.
Manajemen PSS Sleman kini mempertanyakan bukti tersebut.
"Kami juga mempertanyakan bukti yang kuat menurut mereka itu apa. Karena dari rekaman yang kami punya dan yang ada di Vidio pun tidak terdengar sama sekali bahwa Aaron mengucapkan kata-kata tersebut," urainya.
Sebaliknya, kata Abe, bukti untuk melakukan banding mengenai hukuman Aaron sudah dikumpulkan oleh manajemen Super Elja. Abe berharap banding yang dilakukan oleh PSS Sleman bisa membuat Aaron segera membela PSS.
"Kami cukup mempertanyakan keputusan ini karena sebenarnya jarak wasit utama lebih dekat ke Aaron dibandingkan asisten wasit 1. Seharusnya jika Aaron mengucapkan kata-kata tersebut, yang mendengar lebih dulu adalah wasit utama, bukan asisten wasit 1," jelasnya.
Selain itu, Abe menilai seharusnya pemain PS Barito Putera juga seharusnya memberitahu wasit jika Aaron mengeluarkan kata-kata yang dimaksud.
"Karena itu menguntungkan buat mereka," kata Abe.
"Namun seperti yang kita lihat, mereka tidak melakukannya. Semoga dengan diajukannya banding ini bisa membuat Aaron segera bermain untuk PSS kembali," jelasnya.
Direktur Utama PT PSS, Andy Wardhana, menambahkan dirinya sangat menyayangkan keputusan yang dibuat oleh Komdis PSSI. Menurutnya, hukuman ini sangat berat, tidak wajar, dan berlebihan untuk Aaron maupun tim.
"Kami sangat terkejut dan menyayangkan keputusan dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Apalagi hukuman yang diberikan sangat berat, tidak wajar dan berlebihan. Kalau kita lihat prosesnya pada saat di lapangan, saya yakin Aaron tidak mengucapkan kata-kata kasar itu dan sikap Aaron pun sangat kooperatif dan tidak ada protes atau emosi yang berlebihan," urai Andy.
Ia juga menambahkan manajemen tim akan segera mengajukan banding, dan meminta untuk siapapun yang memiliki rekaman Aaron mengucapkan kata-kata tersebut, bisa menyerahkannya ke dia. Sehingga bisa digunakan untuk memahami keputusan asisten wasit 1 saat itu.
"Untuk itu kami sangat keberatan dan kita akan segera ajukan banding. Apabila ada pihak lain ataupun teman-teman suporter ada yang memiliki bukti rekaman bahwa Aaron memang benar mengucapkan kata kasar itu, mohon bisa diberikan kepada kami untuk kami dapat memahami keputusan tersebut. Atau kita lihat saja bukti apa yang dimiliki pihak wasit sebagaimana tertulis dalam surat keputusan tersebut," pungkasnya.
(sip/ams)