Polisi masih berusaha mengusut kasus teror pembakaran jemuran warga Ceper, Klaten. Hingga kini, polisi telah memeriksa saksi-saksi dan rekaman CCTV di sekitar lokasi.
"Ya kita periksa CCTV. Ada satu CCTV kita temukan di jalan raya sekitar lokasi," ungkap Kanit Reskrim Polsek Ceper Ipda Ari Pambudi kepada detikJateng, Selasa (11/2/2025) siang.
Dijelaskan Ari, setelah ada laporan kejadian Senin (10/2) pagi Polsek langsung cek lokasi. Saat ini penyidik fokus memeriksa saksi korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin sudah kita minta keterangan saksi korban, hari ini saksi korban yang ketiga. Belum mengarah, masih ke penyelidikan," kata Ari.
Kapolsek Ceper, AKP Nachrowi, menyatakan penyelidikan masih terus dilakukan. Belum ada indikasi mengarah ke pelaku
"Belum, belum ada terindikasi pelaku. Kita masih minta keterangan saksi, kita juga cek CCTV sekitar lokasi," jelas Nachrowi kepada detikJateng.
Sebelumnya diberitakan, warga Dusun/Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Klaten, diresahkan dengan aksi pembakaran pakaian yang sedang dijemur pada Senin (10/2). Aksi pembakaran terjadi di tiga rumah warga.
Warsirah salah seorang korban mengatakan di rumahnya, yang terbakar adalah tiga handuk yang dijemur di teras tritisan rumah. Selain handuk, api juga membakar kursi kayu di bawahnya dan pintu kayu rumah.
"Kobong kabeh (terbakar semua), handuk tiga, keset, kursi dan pintu. Lalu saya teriak memanggil anak untuk padamkan," katanya.
Jumianto (46) korban lainnya menceritakan kejadian sekitar pukul 02.00 WIB. Dirinya diberitahu tetengga sebelah jika ada api di rumah kosong tempat keluarganya menjemur pakaian.
"Tetangga ada yang ngasih tahu ke rumah, dodok (mengetuk pintu) rumah katanya pakaian saya dibakar. Saya terus lari keluar," katanya kepada detikJateng.
Dirinya, sebut Jumianto, kemudian melihat jemuran di rumah kosong timur rumah. Ternyata sudah terbakar semua.
"Sudah terbakar semua di tanah karena talinya putus. Ya sekitar 30 pakaian, termasuk seragam sekolah anak, kalau sampai bakar rumah kan bahaya bisa merembet rumah lain," jelas Jumianto.
Korban lain, Haryanto (56) mengatakan kebakaran jemuran di teras tritisan rumahnya diketahui sekitar pukul 05.30 WIB. Awalnya dikira gombal kain bekas.
"Awalnya saya kira gombal tapi kok saya lihat hanger juga terbakar. Siangnya tetangga bilang jemuran di rumah lainnya juga kena," kata Haryanto kepada detikJateng.
"Di sini ini aman tidak pernah ada masalah dengan orang, juga rukun. Baru kali ini terjadi, ada empat lembar pakaian yang dibakar," imbuhnya.
Pantauan detikJateng, tiga rumah yang menjadi sasaran teror berada di satu RT. Paling barat rumah Warsirah terbakar pintu dan kursinya.
Di sebelah timur rumah Warsirah sekitar 20 meter rumah Haryanto dan jarak dua rumah ke timur rumah milik Jumianto. Dusun Ceper merupakan permukiman padat penduduk dan antar atap rumah berdekatan bahkan saling sambung.
(afn/apl)