Beberapa orang mungkin menggunakan keju dalam jumlah yang sedikit, sehingga menyisakan potongan keju yang harus disimpan. Tak heran, kamu mungkin bertanya-tanya soal cara menyimpan keju yang sudah dibuka agar tahan lama. Sebagai acuan, mari simak tipsnya berikut ini.
Keju adalah olahan yang terbuat dari susu. Biasanya keju digunakan untuk tambahan makanan atau minuman yang mampu menambah cita rasa agar semakin nikmat. Kendati begitu, penggunaan keju yang tidak terlalu sering membuat sebagian orang kerap kerepotan sendiri saat menyimpannya.
Keju yang disimpan sembarangan bisa saja berubah menjadi keras, kering, atau bahkan berjamur. Kalau sudah begini, cita rasa yang dihasilkan bisa berbeda atau bahkan keju berakhir di tempat pembuangan sampah.
Nah, buat kamu yang tidak ingin keju terbuang sia-sia, terdapat cara menyimpan yang benar dan mudah untuk dilakukan. Untuk lebih jelasnya, berikut rangkuman informasinya.
Poin Utamanya:
- Keju padat bisa dibungkus kembali dengan plastik atau kertas roti, sedangkan keju krim sebaiknya ditutup rapat menggunakan alumunium foil atau wadah aslinya
- Keju yang sudah dibuka sebaiknya disimpan dalam lemari es agar tetap segar, terjaga kualitasnya, dan terhindar dari kontaminasi bakteri.
- Pastikan keju dibungkus rapat, periksa secara berkala, dan buang bagian yang berjamur atau mengalami perubahan kualitas.
Bagaimana Cara Menyimpan Keju yang Sudah Dibuka agar Tahan Lama?
Proses penyimpanan keju yang benar bisa dilakukan sesuai dengan jenis dari keju itu sendiri. Diketahui, keju punya berbagai jenis yang dijual di pasaran. Entah itu jenis yang padat atau bahkan berwujud krim.
Apa pun jenis keju yang dimiliki, penyimpanan yang tepat perlu untuk dilakukan. Selain meminimalisir perubahan rasa, aroma, hingga teksturnya, penyimpanan keju yang tepat guna mencegah terjadinya kontaminasi dengan bakteri.
Mengutip dari buku 'A-Z Tips Seputar Rumah' karya Tiurma Sitanggang, keju yang sudah dibuka tetap bisa disimpan dan digunakan kembali nantinya. Cara menyimpan keju yang benar untuk jenis padat bisa dilakukan dengan membungkus kembali menggunakan plastik kemasannya.
Biasanya keju krim dilengkapi dengan penutup berbahan alumunium foil. Apabila kemasan tidak memiliki bahan tersebut, maka kamu perlu mempersiapkannya tersendiri. Siapkan alumunium foil untuk membungkus sisa keju krim yang tadi sudah digunakan.
Kemudian keju yang sudah dibuka perlu untuk disimpan di dalam lemari es. Ini dilakukan guna menjaga kualitas keju agar tetap dalam kondisi yang bagus. Kemudian khusus keju berbentuk krim, bisa disimpan kembali setelah dibuka menggunakan tutup wadah kemasannya. Letakkan pada lemari es dengan suhu sekitar 5-10 derajat Celcius.
Keju bisa disimpan di suhu ruangan dengan catatan plastik atau wadah yang kemasannya belum dibuka. Dengan begitu, keju tetap terhindar dari pengaruh debu, bakteri, hingga jamur.
Tips Menyimpan Keju yang Benar agar Lebih Awet
Setelah memahami cara menyimpan keju yang sudah dibuka, saatnya untuk mengetahui beberapa tips menyimpan keju yang benar agar lebih awet dan bisa digunakan kapan saja. Dihimpun dari buku 'Resep Olahan Keju Terlengkap' karya Ratu Hani dan 'Tips Mudah Membuat Camilan dari Keju' oleh Erlita Mega, berikut beberapa tips menyimpan keju yang benar untuk diterapkan dalam keseharian.
1. Hindari Pemakaian Plastik
Selama ini plastik dikenal sebagai bahan pembungkus andalan dalam kebutuhan rumah tangga. Sebagian orang mungkin akan menyimpan bahan-bahan masakan atau konsumsinya dalam plastik agar terhindar dari bakteri yang bisa menurunkan kualitasnya. Kendati begitu, membungkus dengan plastik ternyata tidak selalu bisa menjaga kualitas produk.
Satu di antara dapat terjadi pada keju. Tanpa disadari keju yang dibungkus dengan plastik rapat membuatnya tidak bisa bernapas. Padahal keju yang sudah dibuka perlu tetap untuk menyerap oksigen di dalamnya.
Sebaliknya, keju yang tidak mendapatkan oksigen yang cukup justru membuatnya jadi cepat rusak. Hal ini bisa saja diperparah dengan kemungkinan tumbuhnya bakteri di dalamnya. Oleh sebab itu, gunakan alternatif pembukus keju lainnya yang lebih 'bersahabat'.
2. Gunakan Kertas Roti
Sebelumnya sudah dijelaskan penggunaan plastik ada baiknya dihindari. Lantas, pakai apa ya untuk membungkus keju yang sudah dibuka? Salah satu alternatif pembungkus yang bisa digunakan adalah kertas roti.
Sebelum menyimpannya di dalam kulkas, kamu bisa membalut sisa keju yang sebelumnya sudah digunakan dengan kertas roti. Penggunaan kertas roti dianggap mampu menjadi pembungkus keju yang tepat agar tekstur dan rasanya bisa tetap terjaga.
Alasannya karena kertas roti memberikan kesempatan bagi keju agar tetap bernapas. Kertas roti memberikan ruang bagi keju untuk tetap mendapatkan oksigen yang cukup. Cara ini turut mendorong agar keju tidak berubah menjadi kering dan juga bertekstur keras.
3. Usahakan Tidak Mencampur Produk
Sebagian orang mungkin kerap menggunakan keju dalam jenis lebih dari satu. Meskipun sama-sama keju, ternyata jenis berbeda perlu cara penyimpanan yang berbeda pula. Misalnya saja pada jenis keju krim yang harus disimpan dalam balutan aluminium foil agar lebih awet.
Tidak hanya itu saja, antara produk keju dengan yang lain juga memiliki tanggal kadaluarsa masing-masing. Untuk itu, saat mencampurkannya menjadi satu, dikhawatirkan keju yang sudah kadaluarsa dapat memicu tumbuhnya jamur yang akan merembet pada keju-keju lainnya.
Cara yang bisa memudahkan kamu dalam mengetahui tanggal kadaluarsa keju tanpa perlu repot-repot membuka bungkusannya adalah dengan menempelkan label atau stiker. Tuliskan tanggal kadaluarsa keju untuk ditempelkan di bagian luar wadah pembungkusnya. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui kapan batas akhir keju bisa digunakan.
4. Keju Berjamur Tidak Melulu Harus Dibuang
Beberapa di antara kamu mungkin akan langsung membuang keju saat mendapati adanya jamur tumbuh di sekitarnya. Padahal keju yang berjamur tidak melulu harus dibuang. Mengapa? Ini dikarenakan pada kondisi tertentu, keju berjamur masih bisa digunakan.
Cara untuk memastikan keju berjamur masih layak pakai atau tidak adalah dengan mengecek aroma yang dihasilkan. Keju yang masih dalam kondisi bagus punya aroma yang harum khas keju dan cenderung gurih. Sebaliknya, keju yang tidak layak konsumsi sering kali mengeluarkan aroma tidak sedap.
Beberapa di antaranya justru mengeluarkan aroma yang cukup asam. Tidak hanya aroma saja, warna dan tekstur keju yang tak layak konsumsi juga bisa diperhatikan. Apabila warna dan tekstur keju berubah dibandingkan biasanya, maka ada baiknya untuk segera dibuang. Namun, apabila warna dan tekstur masih sama, kamu bisa membuang bagian berjamur untuk menggunakan yang masih dalam kondisi bagus.
5. Simpan dengan Rapat
Penyimpanan keju di dalam kulkas bukan berarti dapat dilakukan dengan sembarangan. Meskipun kulkas memiliki suhu yang mampu menjaga keju agar lebih awet, tapi cara penyimpanan yang salah justru berpotensi membuat keju mengalami perubahan.
Entah itu menjadi kering, lumer, berbau tak sedap, atau bahkan muncul jamurnya. Oleh sebab itu, menyimpan keju yang benar adalah dengan rapat-rapat. Kamu bisa menggunakan bahan plastik atau kemasan asli bawaan dari produk keju yang digunakan.
Biasanya beberapa produk keju dilengkapi dengan pembungkus yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing keju. Termasuk adanya alumunium foil yang dapat membantu dalam menjaga kualitas keju. Usahakan keju tertutup dengan rapat dan cek secara berkala apabila sudah lama tidak digunakan.
Demikian tadi cara menyimpan keju yang sudah dibuka agar tahan lama lengkap dengan tips menyimpan yang benar untuk lebih awet. Selamat mencoba!
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(par/aku)