.webp)
Imlek atau tahun baru China identik dengan hal-hal yang berbau Tiongkok. Di Rembang misalnya, ada jajanan khas Lasem yang bernama kue Yopia. Di kota yang dijuluki 'Tiongkok Kecil' ini kue yopia biasanya cukup digemari.
Akan tetapi, menjelang Tahun Baru Cina kali ini justru peminatnya menurun. Toni Haryanto, produsen kue yopia di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem mengungkapkan adanya penurunan jumlah pemesan kue yopia dibandingkan tahun lalu.
Lesunya pemesanan ini membuat dirinya juga mau tidak mau juga harus mengurangi produksi. Toni mengungkap, Imlek di tahun-tahun sebelumnya, bisa dipastikan setiap hari dirinya produksi kue yopia. Tetapi semenjak isu adanya resesi global, saat ini produksinya menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munculnya isu akan ada resesi global, menurut Toni membuat tamu-tamu orang Tionghoa di Lasem menjadi sepi.
 Kue yopia khas Lasem, Rembang. Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng |
"Wah kalau (Imlek) saat ini biasa-biasa saja tidak ada kenaikan sama sekali. Ramai tahun lalu ada kenaikan. Ya mungkin ini karena lagi ada resesi atau apa itu, jadi banyak tamu-tamu yang tidak datang," jelas Toni kepada detikJateng saat ditemui di rumahnya, Senin (16/1/2023) pagi.
Meski begitu, Toni mengaku dirinya tetap melakukan produksi kue yopia. Produksi ini hanya untuk melayani permintaan dari toko atau pun pusat oleh-oleh di sejumlah kota.
"Tetap masih buat. Sehari cuman 400 biji. Sebelumnya itu bisa 400 sampai 600 biji. Itu pun kadang seminggu hanya produksi satu kali dua kali. Kadang tidak sama sekali. Untuk saat ini produksinya tergantung permintaan toko saja. Kadang (kirim) di Semarang, Bandung, di Jombang, Surabaya itu," ungkap Toni.
Kue yopia merupakan jajanan yang terbuat dari bahan baku tepung dan gula jawa. Kue ini berbentuk lingkaran warnanya putih. Apabila digigit terasa renyah dengan 'rongga' di bagian tengah yang berisi lelehan gula jawa. Legit, gurih gula Jawanya sangat terasa kuat.
(apl/sip)
