Masalah Ekonomi-Nikah Dini, Ratusan Anak di Gunungkidul Putus Sekolah

Masalah Ekonomi-Nikah Dini, Ratusan Anak di Gunungkidul Putus Sekolah

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 24 Jul 2023 19:14 WIB
interior of a school classroom with wooden desks and chairs. nobody around. 3d render
Ilustrasi anak putus sekolah (Foto: Getty Images/iStockphoto/tiero)
Gunungkidul -

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul menyebut ratusan anak di Kabupaten Gunungkidul putus sekolah. Penyebabnya adalah masalah ekonomi dan menikah dini.

"Ada 336 anak yang putus sekolah di Gunungkidul. Mereka berusia antara 7 sampai 19 tahun," kata Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati kepada wartawan, Senin (24/7/2023).

Jumlah tersebut, kata Nunuk, merujuk pendataan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2022. Masih merujuk data tersebut, Nunuk mengungkapkan bahwa dari 336 anak itu sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari 336 anak itu 240 laki-laki dan 96 perempuan," ujarnya.

Selain itu, Nunuk mengatakan bahwa sebaran anak putus sekolah di Gunungkidul merata. Namun, kata Nunuk, Kapanewon Wonosari menjadi penyumbang terbanyak anak putus sekolah.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari 18 kapanewon paling banyak di Kapanewon Wonosari dengan 46 anak putus sekolah. Kalau yang paling sedikit di Kapanewon Rongkop dengan lima anak," ucapnya.

Nunuk mengungkapkan penyebab anak-anak tersebut terpaksa putus sekolah adalah faktor ekonomi keluarga.

"Penyebabnya ada yang masalah ekonomi sampai menikah dini sehingga harus berhenti sekolah," ujarnya.

Oleh sebab itu, Disdik terus menggeber program Gunungkidul Cerdas yang memberikan beasiswa bagi murid yang tidak mampu. Selain itu, menggalakkan kampanye anti pernikahan dini bagi murid perempuan.

"Kami selalu minta kepada guru-guru untuk memotivasi anak-anak dengan cita-cita agar semangat belajar di sekolah, kami juga ada program beasiswa. Selain itu, kami juga sering menyosialisasikan dampak pernikahan dini," ucapnya.




(rih/apl)


Hide Ads