Beberapa hari terakhir udara di wilayah Jogja dan sekitarnya terasa lebih dingin. Suhu udara yang biasanya berkisar antara 24-25 derajat, di beberapa malam terakhir bahkan turun sampai 19 derajat.
Kondisi ini cukup dikenal dengan sebutan bedhidhing. Dinginnya suhu udara di wilayah Jogja ini ternyata berkaitan dengan musim dingin yang terjadi di Australia. Data Stasiun Meteorologi Yogyakarta mencatat suhu di Jogja beberapa waktu terakhir memang terhitung cukup rendah.
"Untuk suhu minimum harian dalam lima hari terakhir di wilayah DIY, khususnya di wilayah Kota Jogja dan area Bandara YIA yang terpantau itu mencapai 19 derajat celcius saat dini hari dari normalnya 25 derajat Celcius," kata Analis Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, M.Nurhadi, Jumat (21/7/2023).
Suhu dingin ini ternyata tidak hanya terjadi di wilayah Jogja. Bahkan di beberapa Kabupaten di DIY, juga mengalami bedhidhing. Seperti di wilayah Sleman dan Kulon Progo sisi utara atau wilayah pegunungan yang mencapai 17 derajat Celcius.
"Sementara untuk di wilayah Sleman dan Kulon Progo sisi utara atau wilayah pegunungan bisa lebih dingin dari itu, mungkin bisa sampai 17-18° Celsius. Kemudian di wilayah Ponjong (Gunungkidul) sama Pakem (Sleman) itu bisa sampai 16° Celsius," ujar Nurhadi.
Nurhadi mengatakan penurunan suhu yang bikin tubuh terasa bediding ini dipicu oleh beberapa hal. Pertama karena adanya pergerakan angin monsun dari Benua Australia menuju Benua Asia.
"Di benua Australia sendiri sekarang sedang musim dingin. Jadi massa udara dingin yang kering tersebut (angin monsun) bergerak ke Benua Asia dan melewati wilayah Indonesia. Nah pada saat itu suhu dinginnya melewati wilayah Indonesia juga, jadi suhu minimum di wilayahDIY umumnya Pulau Jawa bisa lebih dingin dari kondisi normalnya," jelasnya.
Selengkapnya baca halaman berikutnya
(apl/ahr)