Dinginnya Angin Australia yang Bikin Jogja 'Menggigil'

Round-Up

Dinginnya Angin Australia yang Bikin Jogja 'Menggigil'

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 22 Jul 2023 06:30 WIB
Suhu dingin di Bandung, Jawa Barat sempat mencapai angka 17 derajat Celsius. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebabnya.
Ilustrasi suhu dingin di wilayah Jogja dan sekitarnya. Foto: Getty Images/iStockphoto/MarianVejcik
Solo -

Beberapa hari terakhir udara di wilayah Jogja dan sekitarnya terasa lebih dingin. Suhu udara yang biasanya berkisar antara 24-25 derajat, di beberapa malam terakhir bahkan turun sampai 19 derajat.

Kondisi ini cukup dikenal dengan sebutan bedhidhing. Dinginnya suhu udara di wilayah Jogja ini ternyata berkaitan dengan musim dingin yang terjadi di Australia. Data Stasiun Meteorologi Yogyakarta mencatat suhu di Jogja beberapa waktu terakhir memang terhitung cukup rendah.

"Untuk suhu minimum harian dalam lima hari terakhir di wilayah DIY, khususnya di wilayah Kota Jogja dan area Bandara YIA yang terpantau itu mencapai 19 derajat celcius saat dini hari dari normalnya 25 derajat Celcius," kata Analis Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, M.Nurhadi, Jumat (21/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suhu dingin ini ternyata tidak hanya terjadi di wilayah Jogja. Bahkan di beberapa Kabupaten di DIY, juga mengalami bedhidhing. Seperti di wilayah Sleman dan Kulon Progo sisi utara atau wilayah pegunungan yang mencapai 17 derajat Celcius.

"Sementara untuk di wilayah Sleman dan Kulon Progo sisi utara atau wilayah pegunungan bisa lebih dingin dari itu, mungkin bisa sampai 17-18Β° Celsius. Kemudian di wilayah Ponjong (Gunungkidul) sama Pakem (Sleman) itu bisa sampai 16Β° Celsius," ujar Nurhadi.

ADVERTISEMENT

Nurhadi mengatakan penurunan suhu yang bikin tubuh terasa bediding ini dipicu oleh beberapa hal. Pertama karena adanya pergerakan angin monsun dari Benua Australia menuju Benua Asia.

"Di benua Australia sendiri sekarang sedang musim dingin. Jadi massa udara dingin yang kering tersebut (angin monsun) bergerak ke Benua Asia dan melewati wilayah Indonesia. Nah pada saat itu suhu dinginnya melewati wilayah Indonesia juga, jadi suhu minimum di wilayahDIY umumnya Pulau Jawa bisa lebih dingin dari kondisi normalnya," jelasnya.

Selengkapnya baca halaman berikutnya

Kondisi Normal

Meski demikian, Nurhadi menyebut fenomena ini normal dan rutin terjadi setiap tahunnya. Pihaknya tidak menemukan adanya anomali cuaca.

"Ini termasuk normal. Karena saat musim kemarau di wilayah DIY, umumnya Jawa kan anginnya itu terbang dari Australia ke Benua Asia. Jadi dari Australia sudah bawa hawa dingin. Nah kalau udaranya dingin masuk Indonesia, otomatis suhu di Indonesia lebih rendah," jelasnya.

Biasanya, musim bedhidhing ini akan mulai hilang saat memasuki Agustus.

"Musim kemarau kan biasanya mulai bulan Juni sampai Agustus. Nah puncaknya nanti (suhu minimum) terjadi saat Agustus. Kemudian September udah mulai peralihan ke musim penghujan jadi suhunya lebih hangat," ujarnya.

Nurhadi juga menyampaikan faktor lain yang memengaruhi dinginnya suhu yakni kondisi cuaca yang senantiasa cerah tak berawan bahkan saat malam hari sejak beberapa hari terakhir. Ketiadaan awan itu membuat radiasi yang dipancarkan bumi langsung terlepas menuju atmosfer. Hal ini pun turut berdampak pada suhu Jogja terasa dingin.

"Hal ini juga disebabkan oleh kondisi cuaca di wilayah DIY sejak lima terakhir cenderung cerah terutama saat dini hari, di mana di waktu-waktu itu mencapai suhu minimum. Karena cerah, sehingga radiasi bumi yang dipancarkan bumi pada malam hari itu langsung terlepas ke atmosfer," ucapnya.

"Nah, biasanya kan kalau lagi mendung itu banyak awan, sehingga radiasi bumi busa tertahan awan, jadi suhu biasanya lebih hangat," sambung Nurhadi.

Sampai Kapan Bedhidhing?

Lantas sampai kapan suhu dingin ini berlangsung? Nurhadi menjelaskan kemungkinan suhu berangsur naik saat memasuki Agustus 2023. Ini karena Agustus merupakan puncak musim kemarau sebelum nantinya beralih menjadi musim penghujan pada awal September 2023.

"Musim kemarau kan biasanya mulai bulan Juni sampai Agustus. Nah puncaknya nanti (suhu minimum) terjadi saat Agustus. Kemudian September sudah mulai peralihan ke musim hujan, jadi suhunya lebih hangat," pungkas dia.



Hide Ads