Nurhadi mengatakan pemicu Jogja dingin selanjutnya yakni kecepatan angin penghantar seruak dingin di wilayah DIY cenderung lebih rendah dari biasanya. Alhasil, hawa dingin tertahan di satu wilayah sehingga membuat suhu di wilayah itu mengalami penurunan.
"Selain itu pada dini hari cenderung kecepatan angin rendah. Beda kalau siang hari kan cenderung agak kencang," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurhadi mengatakan suhu yang dingin ini tidak hanya terjadi pada dini hari. Dari hasil pendataan pihaknya, terjadi penurunan suhu di wilayah DIY pada siang hari. Jika umumnya di kisaran 30Β° Celcius, sekarang turun jadi sekitar 28Β° Celcius.
"Siang hari juga ada penurunan suhu meski sedikit. Di wilayah YIA misalnya dari umumnya itu 30Β° Celcius, sekarang ada kisaran 28Β° Celcius," ucapnya.
Meski ada penurunan suhu, Nurhadi memastikan bahwa kondisi ini tergolong masih normal. Sejauh ini tidak ada temuan terjadinya anomali cuaca penyebab suhu menjadi lebih dingin.
"Ini termasuk normal. Karena saat musim kemarau di wilayah DIY, umumnya Jawa kan anginnya itu terbang dari Australia ke Benua Asia. Jadi dari Australia sudah bawa hawa dingin. Nah kalau udaranya dingin masuk Indonesia, otomatis suhu di Indonesia lebih rendah," jelasnya.
Lantas sampai kapan suhu dingin ini berlangsung? Nurhadi menjelaskan kemungkinan suhu berangsur naik saat memasuki Agustus 2023. Ini karena Agustus merupakan puncak musim kemarau sebelum nantinya beralih menjadi musim penghujan pada awal September 2023.
"Musim kemarau kan biasanya mulai bulan Juni sampai Agustus. Nah puncaknya nanti (suhu minimum) terjadi saat Agustus. Kemudian September sudah mulai peralihan ke musim hujan, jadi suhunya lebih hangat," pungkas dia.
Baca juga: Gempa M 3,0 Terjadi di Bantul Siang Ini |
Simak Video "Video BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Masih Mengintai"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)